Selasa, 30 September 2025

Penjelasan soal Neuropati Perifer dari Ahli Saraf: Apa, Penyebab dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Ahli ilmu saraf, dr. Yeni Quinta Mondiani, Sp.N menjelaskan apa itu Neuropati Perifer dan bahayanya jika tidak dikenali sejak dini.

Tangkap Layar Akun Instagram @bpom_ri
BPOM - Tangkap Layar Akun Instagram @bpom_ri yang diambil pada Minggu (20/7/2025). Berikut ini penjelasan mengenai apa itu Neuropati Perifer dari ahli ilmu saraf, dr. Yeni Quinta Mondiani, Sp.N. 

Neuropati bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan sindrom dengan berbagai penyebab.

“Penyebab utama Neuropati Perifer adalah diabetes mellitus. Perkembangan dari diabetes menuju neuropati perkiraannya sekitar 3–5 tahun,” paparnya.

Penyebab lain meliputi faktor genetik (meskipun jarang), efek samping obat-obatan (seperti antibiotik, obat jantung, atau kemoterapi), kekurangan vitamin (terutama B1, B6, B12, dan E), paparan zat beracun (logam berat, pestisida), serta cedera atau penekanan saraf seperti pada Carpal Tunnel Syndrome (CTS) akibat gerakan berulang atau mengetik terlalu lama.

Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan neuropati, karena sistem imun menyerang sel saraf.

Sayangnya neuropati tidak hanya menyerang kelompok usia lanjut.

Bahkan anak-anak umur 20 tahun, usia muda bisa terkena neuropati.

Seperti mahasiswa dan pekerja kantoran yang terlalu lama menatap layar atau mengetik tanpa jeda juga berisiko mengalami neuropati akibat tekanan pada saraf.

Waspada Jika Muncul Gejala

Segera memeriksakan diri ke dokter apabila muncul gejala kebas atau kesemutan mendadak, terutama jika tidak memiliki faktor risiko.

Kondisi itu bisa menjadi gejala stroke atau Guillain-Barré Syndrome.

Sementara, bagi mereka yang memiliki faktor risiko, pemeriksaan disarankan jika gejala tidak membaik dalam 2–3 minggu meskipun sudah minum vitamin saraf.

Pencegahan melalui pola hidup sehat.

Memastikan nutrisi, hindari penggunaan alkohol jangka panjang dan merokok.

Serta tidak melakukan aktivitas monoton, seperti mengetik, lebih dari 30–60 menit tanpa jeda.

Komplikasi neuropati yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, luka yang tidak terasa terutama pada penderita diabetes, hingga infeksi parah yang berujung amputasi. Kondisi ini juga bisa memicu gangguan psikologis seperti depresi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan