Cerita Warga Jakarta Sakit Flu Seminggu Lebih: Awalnya Sakit Kepala dan Bersin-bersin
Dugaan lain yang muncul dibalik banyaknya keluhan batuk pilek tak kunjung sembuh adalah terkait kasus COVID-19. Namun data Kemenkes tidak ada kenaikan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial belakangan ramai keluhan warga yang mengalami sakit batuk pilek (bapil) tidak kunjung sembuh. Banyak warganet mengaku mengalami gejala seperti hidung tersumbat, tenggorokan gatal, hingga demam ringan yang tak kunjung membaik meski sudah berhari-hari.
Baca juga: Kasus Influenza di Indonesia Meroket, Apotek Diserbu Warga yang Beli Obat Batuk Pilek
Salah satu yang mengalami hal tersebut adalah salah satu pasien di Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur bernama Dita. Ia menceritakan dirinya mengalami demam dan flu disertai bersin-bersin selama satu minggu lebih.
"Awalnya sakit kepala, terus didiemin aja sih, tapi lama-lama tenggorokan nggak enak terus batuk-batuk," ujar Dita kepada Tribun,Minggu(12/10/2025).
Ia menyebut hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa penyebabnya adalah radang tenggorokan. "Kalau tadi katanya radang, sebabnya bisa karena cuaca, kadang hujan, kadang panas," tuturnya.
Berdasarkan data pemantauan Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta pada Minggu (12/10/2025), tingkat polusi udara tercatat di angka 111, yang masuk dalam kategori buruk.
Angka tersebut menunjukkan udara mengandung polutan dalam jumlah tinggi dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan.
Kondisi ini bisa memperburuk gangguan pernapasan serta memperparah gejala batuk dan pilek yang sedang banyak dialami warga.
Influenza Meningkat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI angkat bicara mengenai viral banyak mengeluh alami batuk pilek (bapil) tidak sembuh-sembuh. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengungkapkan memang kasus influenza cenderung meningkat seiring masuknya musim penghujan.
Ia menyebut, jika tidak ada upaya pencegahan seperti vaksinasi influenza dan menjalankan hidup bersih dan sehat maka risiko influenza semakin meningkat. Merujuk pada pola musim influenza yang tercatat di Kemenkes, kasus influenza umumnya terjadi mulai September sampai awal tahun depan.
Dari data Kemenkes, kenaikan kasus influenza terjadi pada 4 minggu terakhir di 2025 ini yaitu pada minggu 33 sampai minggu ke 37.
“Pola penyakit serupa influenza fluktuatif tapi cenderung meningkat,” kata dia di Jakarta, Jumat (10/10/2025) lalu.
Berikut 5 provinsi dengan kasus penyakit serupa influenza tertinggi di tahun 2025, dimana data ini diambil dari minggu pertama sampai dengan minggu ke 39 tahun 2025. Jawa Timur sebanyak 344.664 kasus, Jawa Tengah 174.058 kasus, Jawa Barat 171.198 kasus, Sumatera Utara 145.052 kasus dan Aceh dengan 48.589 kasus.
Aji juga menyampaikan, ada peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berkaitan dengan musim hujan. Diketahui, influenza merupakan penyebab ISPA. Kasus ISPA mengalami kenaikan pada minggu 33 sampai minggu ke 37.
“Vaksinasi influenza sangat diperlukan bagi mereka yang masuk dalam kategori kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Vaksin dibutuhkan agar tidak mudah terinfeksi dan menjadi komplikasi,” ungkap Aji.
Umumnya ISPA tidak membahayakan, tetapi gejalanya bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Terlebih bagi Bila ISPA anak-anak, lansia, atau individu dengan daya tahan tubuh lemah, kondisi ini perlu lebih diperhatikan, karena dapat berkembang menjadi infeksi yang berat.
Baca juga: Batuk Pilek pada Anak Bisa Picu Gendang Telinga Pecah, Orang Tua Wajib Waspada
Dugaan lain yang muncul dibalik banyaknya keluhan batuk pilek tak kunjung sembuh adalah terkait infeksi COVID-19. Namun mengacu data Kemenkes RI hingga pekan ke-39 tahun 2025, tidak ada kenaikan signifikan.
Laporan kasus COVID-19 harian masih terkendali dengan rata-rata tercatat di bawah 20 kasus per hari. Terakhir, tercatat tujuh kasus baru COVID-19 di 6 provinsi, dengan penambahan terbanyak yakni Sumatera Selatan.
Sepanjang 2025, Indonesia mencatat 414 kasus positif COVID-19 dengan nol kematian.
Polusi Udara
Dokter Spesialis Paru dr Agus Suharto Basuki mengungkap, penyebab gejala flu seperti batuk dan pilek meningkat di masa-masa ini, bahkan banyak warga yang mengeluhkan batuk dan pilek mereka tidak sembuh-sembuh. Masyarakat diharapkan meningkatkan imunitas tubuh.
Ia mengatakan, umumnya disebabkan oleh virus influenza.“Virus ini cenderung meningkat pada musim suhu dingin. Saat ini, memasuki musim-musim hujan yang udaranya cenderung dingin,” kata dr Agus saat dihubungi Tribun.
Faktor lain yang berkontribusi masifnya penyebaran virus ini adalah kepadatan orang di luar rumah, serta polusi udara yang cenderung mempercepat penularannya. Dengan istirahat cukup, makan bergizi dan obat – obat pengurang gejala batuk dan pilek biasanya sembuh.
Sekalipun, penyakit flu ini self limiting disease atau dapat sembuh sendiri, namun ada tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai. Jika dalam 3 hari tidak ada perubahan bahkan tambah berat segera periksakan ke dokter.
Bila memiliki penyakit dasar yang kambuh misalnya punya asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) jadi kambuh saat batuk pilek, segera ke dokter.
Kelompok risiko tinggi seperti orang tua atau dengan komorbid seperti gagal ginjal, sakit jantung, segera ke dokter. “Bila ada gejala yang berbahaya misalnya sesak napas , nyeri dada, tidak sadar segera ke dokter,” tutur dr Agus.
Untuk bisa meningkatkan imunitas di tengah cuaca seperti ini, ia menyarankan agar melakukan kebiasaan yang baik. Seperti makan bergizi, tidur cukup, olahraga teratur, cuci tangan teratur dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer.
Gunakan masker bagi yang sakit gejala flu supaya tidak menularkan ke yang lain. Vaksinasi influenza untuk kelompok risiko tinggi.
Segera ke dokter atau fasilitas kesehatan bila keluhan memberat atau tidak teratasi. Dikutip dari laman Kemenkes, influenza merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Bagi mereka yang tinggal dan beraktivitas banyak di perkotaan, berisiko lebih tinggi terkena ISPA karena paparan polusi udara. Partikel seperti debu halus, asap kendaraan bermotor, dan polusi industri dapat merusak saluran pernapasan dan memicu infeksi.
ISPA sendiri memiliki gejala utama batuk, bisa batuk kering atau batuk berdahak. Kemudian hidung tersumbat dimana saluran hidung menjadi penuh dengan lendir atau pembengkakan, hingga sakit tenggorokan yang menjadi gejala umum ISPA.
Obat Flu Diserbu
Tribunnews sempat melakukan penelusuran langsung ke apotek untuk mengetahui kondisi sebenarnya obat flu seperti apa penjualannya. Novi, salah satu petugas Apotek Wahana Paten di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat mengungkapkan obat flu memang selalu menjadi salah satu produk yang paling banyak dicari masyarakat setiap hari belakangan ini.
"Kalau obat batuk pilek di sini yang laku ada Paratusin, Flutamol, sejenis itu. Hampir setiap hari pasti ada yang beli, termasuk Flucadex juga," kata Novi kepada Tribunnews, Minggu(12/10/2025).
Baca juga: Ini Kelompok yang Berisiko Terkena Pneumonia Akibat Virus Influenza
Meski demikian, ia menilai peningkatan pembelian obat flu saat ini tidak jauh berbeda dari hari-hari biasanya. "Ada saja sih memang, batuk flu seperti itu bolak-balik," ujarnya.
Novi menambahkan, justru beberapa waktu lalu apoteknya sempat mengalami lonjakan permintaan untuk obat diare, bukan obat flu.
Senada dengan Novi, Adhi, penjual di salah satu toko obat tradisional di Bekasi, menyebut obat flu memang sudah menjadi barang yang paling sering dicari masyarakat dalam satu tahun terakhir. Salah satu yang paling dicari adalah Paratusin.
"Kalau obat flu mah iya, tiap hari ada aja yang cari. Udah setahunan begini," ujar Adhi.
Baca juga: Gejala Kanker Nasofaring Sering Disangka Flu Biasa, Ini Penjelasan Dokter
Dikutip dari Alodokter, Paratusin merupakan obat yang digunakan untuk meredakan gejala flu seperti batuk, pilek, demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga bronkitis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.