Rabu, 15 Oktober 2025

Polusi Udara dan Kasus Influenza Naik Warga Jakarta Masih Rajin Pakai Masker

jika tak ada upaya pencegahan seperti vaksinasi influenza dan gaya hidup bersih serta sehat maka risiko influenza semakin meningkat,warga buru masker.

Tribunnews/M Alivio Mubarak Junior
MASKER DIBURU - Penjual masker di kawasan BKT,JakartaTimur,Minggu(12/10/2025). Meski pandemi berlalu masker tetap diburu. 

Ringkasan berita: 

  • Warga Jakarta masih berburu masker karena kualitas udara Jakarta yang buruk
  • Banyak warga yang juga mengalami sakit flu membeli masker
  • Apotek juga didatangi warga untuk membeli obat batuk dan pilek

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kualitas udara di kota Jakarta dan sekitarnya dinilai memburuk membuat masyarakat masih setia menggunakan masker, meski pandemi Covid19 telah lama berlalu. Apalagi, belakangan ramai di media sosial warganet mengeluhkan sakit flu yang tidak kunjung sembuh. 

Baca juga: Cerita Warga Jakarta Sakit Flu Seminggu Lebih: Awalnya Sakit Kepala dan Bersin-bersin

Sejumlah warga, khususnya para karyawan swasta yang setiap hari berkendara menggunakan sepeda motor mengaku tetap mengenakan masker untuk melindungi diri dari paparan debu jalanan.

Salah satunya Banu, warga Jakarta Timur. Karyawan swasta yang menyebut kebiasaan menggunakan masker sudah ia lakukan sejak masa pandemi Covid19.

"Kalau beli masker biasa per box sampai habis, kalau buat naik motor dipakai. Dulu sebelum Covid masih pakai buff, cuma setelah itu jadi pakai masker terus," kata Banu kepada Tribunnews di kawasan BKT, Jakarta Timur, Minggu (12/10/2025).

Saat ditanya apakah penggunaan masker juga berkaitan dengan meningkatnya kasus batuk dan pilek yang ramai dikeluhkan warganet baru-baru ini di sosial media, Banu tak menampik. Ia mengaku selalu menyediakan stok masker di rumah.

"Oh iya, ada juga memang kalau sakit pakai masker ke mana-mana juga. Saya belum lama ini juga sempat flu, pakai masker ke mana-mana," ujarnya.

"Cuma karena lagi nggak sakit, jadi saat bawa motor saja," lanjutnya.

Sementara itu, Hanifa, salah satu penjual masker di kawasan BKT, mengaku penjualan masker masih berjalan stabil tanpa lonjakan signifikan. 
Ia mengatakan permintaan tetap ada meski tidak sebanyak masa pandemi.

"Kita selalu siapkan stok ada yang boks ada yang satuan, cuma rata-rata orang belinya langsung per boks," jelasnya.

Menurutnya, harga masker di pasaran bervariasi tergantung ketebalan dan jenisnya. "Paling murah Rp 15.000 per boks isi 50, tapi itu yang tipis. Kalau yang tebal harganya antara Rp 25.000 sampai Rp 35.000 per boks," tuturnya

Pantauan di BKT, banyak penjual masker yang tersedia dan warnanya pun beranekaragam. Sebagaimana diketahui, belakangan ini keluhan mengenai batuk dan pilek ramai diperbincangkan di media sosial. 

Banyak warganet mengaku mengalami gejala seperti hidung tersumbat, tenggorokan gatal, hingga demam ringan yang tak kunjung membaik meski sudah berhari-hari.

Sementara itu berdasarkan data pemantauan Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta pada 12 Oktober 2025, tingkat polusi udara tercatat di angka 111, yang masuk dalam kategori buruk.

Baca juga: Kasus Influenza di Indonesia Meroket, Apotek Diserbu Warga yang Beli Obat Batuk Pilek

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved