Kebiasaan yang Tak Disadari Hambat Kesembuhan Luka, Meniup Luka Salah Satunya
Faktor penghambat kesembuhan luka sering kali berasal dari kebiasaan sederhana yang jarang disadari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang yakin luka kecil akan sembuh sendiri. Tetapi dalam praktik sehari-hari, penyembuhan bisa lebih lama dari yang diharapkan.
Rasa cekit-cekit berhari-hari, kemerahan tak kunjung hilang, hingga bekas menghitam adalah tanda proses pemulihan tidak berjalan optimal.
Faktor penghambat kesembuhan luka sering kali berasal dari kebiasaan sederhana yang jarang disadari.
Di tengah kesibukan, tubuh tetap memerlukan dukungan agar sistem regenerasi bekerja baik.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (PP PABI) Dr. Heri Setyanto, Sp.B, FINACS, penanganan luka membutuhkan pendekatan tepat untuk mencegah komplikasi.
Tidak Membersihkan Luka dengan Benar
Banyak orang mengusap luka sekadarnya menggunakan tisu atau kain, bahkan langsung menempelkan plester tanpa mencuci terlebih dahulu.
Baca juga: Penanganan Luka Bagi Penderita Diabetes
Padahal kotoran mikro bisa memicu infeksi dan inflamasi.
Membersihkan dengan air mengalir, cairan saline, atau air mineral baru adalah langkah sederhana yang berpengaruh besar.
Membiarkan Luka Terbuka Terlalu Lama
Kebiasaan "biarkan saja biar cepat kering" masih sangat umum. Namun Dr. Heri menegaskan pentingnya menjaga kelembapan seimbang.
“Dengan ditutup, itu akan menjadi moist. Dan itu akan mempercepat pertumbuhan luka, dengan ditutup sudah membaik, itu kita rawat," ungkapnya pada acara *Leukoplast Red First Aid - Press Conference Launch, Edukasi Perawatan Luka Ringan #BedaLukaBedaPlester di Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).
Luka yang terlalu kering bisa membentuk keropeng tebal yang menghambat regenerasi, membuat kulit terasa tertarik, dan meningkatkan risiko bekas.
Meniup Luka atau Mengoleskan Bahan Tak Steril
Kebiasaan meniup luka masih sering dilakukan, terutama pada anak. Padahal udara dari mulut membawa bakteri.
Begitu pula penggunaan bahan rumah tangga seperti pasta gigi, kopi, minyak, bawang, hingga balsem.
Bahan ini tidak dirancang untuk jaringan luka dan berpotensi memicu iritasi.
Menggaruk Keropeng atau Melepas Plester Terlalu Sering
Rasa gatal saat luka mulai sembuh merupakan hal normal.
Namun menggaruk atau menarik plester tanpa tujuan dapat merobek jaringan baru yang sedang tumbuh.
Selain itu tidak mengganti balutan meski sudah basah atau kotor juga bisa menghambat penyembuhan luka.
“Diganti balutannya kalau kotor, atau diganti kalau dia basah, tujuan diganti untuk melihat kondisi luka," jelasnya.
Membiarkan balutan lembap meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri.
Mengganti secara berkala membantu menjaga kebersihan dan memantau proses penyembuhan.
Mengabaikan Tanda Infeksi
Kemerahan meluas, bengkak, nanah, atau nyeri yang makin kuat adalah sinyal tubuh. Jika kondisi memburuk setelah beberapa hari, segera periksa ke dokter.
Dr. Heri menegaskan pentingnya mengenali kapan harus mencari bantuan medis profesional, terutama bila perdarahan tidak berhenti setelah 10 menit ditekan.
Walau jarang dibicarakan, kondisi emosi dan gaya hidup juga berperan. Kurang tidur, stres berlebih, dan pola makan buruk dapat memengaruhi daya tahan tubuh dan proses regenerasi sel.
(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)
| Suka Tahan Pipis saat Nonton Drakor? Ini Risiko Serius yang Mengintai |
|
|---|
| 3 Fakta Tewasnya Balita di Blitar: Gardu Listrik Tak Terkunci, Ditemukan Luka Bakar di Tangan |
|
|---|
| Transfer Cerdas AC Milan Pakai Jasa Modric, Mantan Inter Milan Pulang Kampung ke Serie A |
|
|---|
| Bocah 11 Tahun Ditemukan Tewas di Toilet Masjid Majalengka, Polisi Temukan Luka di Kepala |
|
|---|
| KKB Diduga Tembak Warga di Nabire Papua Barat, Satu Orang Tewas dan 4 Lainnya Luka-luka |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.