Selasa, 18 November 2025

Sebelum Mendapatkan Vaksin HPV, Anak Tidak Perlu Menjalani Pap Smear

Sebelum mendapatkan vaksin HPV, anak tidak perlu menjalani pap smear. Ini penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang.

Tribunnews.com/Rina Ayu
Vaksin HPV - Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak Soedjatmiko, meluruskan salah kaprah tentang pap smear sebelum vaksinasi HPV. Pada anak-anak metode tersebut tidak dilakukan. Hal ini disampaikan dia saat kelas jurnalis bersama MSD di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).  (Tribunnews.com/Rina Ayu) 

Ringkasan Berita:
  • Banyak yang menduga anak-anak harus pap smear sebelum divaksin HPV.
  • Pap smear merupakan prosedur untuk mendeteksi sel kanker yang biasa dilakukan oleh perempuan yang sudah aktif secara seksual.
  • Dokter Spesialis Anak anak meluruskan anggapan salah kaprah di masyarakat

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebelum mendapatkan vaksin HPV, anak tidak perlu menjalani pap smear.

Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak Soedjatmiko, untuk meluruskan salah kaprah di masyarakat yang menduga bahwa anak-anak harus pap smear sebelum divaksin HPV.

Baca juga: Vaksin HPV Diluncurkan di Pakistan untuk Gadis Usia 9–14 Tahun, tapi Banyak yang Bilang Tidak Perlu

Pap smear merupakan prosedur untuk mendeteksi sel kanker yang biasa dilakukan oleh perempuan yang sudah aktif secara seksual.

“Program vaksinasi HPV pada anak, tidak perlu periksa Pap smear, Iva test. Karena banyak yang berkembang di masyarakat, ‘masa anak mau vaksin harus mengangkang dulu (pap smear)’ itu nggak ada,” tutur Soedjatmik saat kelas jurnalis bersama MSD di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).

Ia menjelaskan, infeksi HPV sering tidak terlihat.

Baca juga: Tak Hanya untuk Perempuan, Vaksin HPV Juga Direkomendasikan untuk Laki-Laki

Hari ini merasa sehat, tetapi 15–20 tahun kemudian, virus yang sama bisa berkembang menjadi berbagai kanker.

Pada perempuan, infeksi virus HPV menyebabkan sekitar 71 persen kasus kanker leher rahim.

Selain itu, HPV juga dapat menimbulkan kanker lainnya seperti vagina, vulva, penis, orofaring, hingga kutil kelamin - yang 90 persen dipicu oleh virus ini.

“Semua orang berisiko tersebut bisa dicegah, salah satunya melalui Imunisasi HPV. Vaksin HPV sudah terbukti aman dan bermanfaat sejak pertama kali digunakan pada 2006, dan kini dipakai lebih dari 130 negara. Jadi ini bukan hal baru, bukan percobaan. Ini langkah nyata untuk melindungi diri dan keluarga,” kata dr Soedjatmiko.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menggencarkan, pemberian vaksinasi HPV untuk mencegah kanker leher rahim pada anak sekolah dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Sasaran vaksinasi HPV di Indonesia adalah semua anak perempuan yang duduk di kelas 5 SD atau kalau tidak duduk di bangku sekolah maka usianya sekitar 11 tahun. 

Kemudian jika anak-anak ini di usianya tersebut belum mendapatkan vaksin HPV maka masih bisa dikejar kelas 6 SD.

Serta pada anak usia 15 tahun atau kelas 3 SMP yang belum mendapatkan vaksin HPV di kelas 5 atau 6 SD.

Vaksinasi HPV diberikan satu dosis.

Kemenkes juga memperluas cakupan vaksinasi HPV ini pada anak laki-laki sebelum usia 15 tahun.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved