Dengarkan Musik untuk Anak, Dokter Ingatkan Batasan Volume dan Jenisnya
Mendengar musik bermanfaat untuk tumbuh kembang anak dari sisi kognitif dan emosional. Namun, orang tua wajib perhatikan durasi dan volumenya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musik memang sering dianggap hanya sebagai hiburan.
Namun, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa musik juga membawa manfaat besar bagi tumbuh kembang anak baik dari sisi kognitif, emosional, hingga sosial.
Meski demikian, orang tua tetap perlu memperhatikan cara anak mengonsumsi musik, termasuk soal volume dan durasi mendengarnya.
Salah satu hal penting yang kerap diabaikan adalah intensitas suara atau volume musik yang diperdengarkan.
Baca juga: Musik Berdampak Positif pada Otak Anak, Begini Penjelasan Dokter
Terlalu keras bisa berdampak negatif bagi pendengaran anak, terutama bila menggunakan perangkat seperti speaker besar atau headphone.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Lisa Pangemanan, Sp.A, Subsp.T.K.P.S(K).
“Secara normatif memang dia nggak boleh terlalu kencang,” ungkapnya pada media briefing virtual yang diselenggarakan IDAI, Selasa (24/6/2025).
Tidak hanya volume, jenis suara dan irama musik juga memiliki peran dalam memberikan dampak positif.
Musik dengan ritme tertentu terbukti lebih menenangkan dan menstimulasi otak anak secara optimal.
Beberapa parameter yang direkomendasikan antara lain melodi dengan pitch 60–80 ketukan per menit dan frekuensi suara antara 5.000–8.000 Hz.
“Kita kepinginnya ada yang long term periodicity-nya 10 sampai 60 second kalau yang memberikan efek yang baik,” jelasnya.
Artinya, orang tua sebaiknya memperdengarkan musik yang lembut, teratur, dan tidak terlalu kompleks secara suara, terutama untuk anak-anak usia dini.
Musik seperti ini mampu membantu anak merasa nyaman dan fokus, sekaligus tidak membebani sistem pendengarannya.
Namun manfaat terbesar justru datang dari kegiatan bermusik secara aktif.
Sosok Ayah di Demak Paksa Anak Minum Air Kloset, Emosi Istri Tak Angkat Telepon |
![]() |
---|
Pengibaran Bendera One Piece Dinilai Bentuk Ekspresi Anak Muda, Negara Diminta Merangkul |
![]() |
---|
Band Pengisi Pernikahan Pilih Hindari Lagu Indonesia karena Takut Kena Royalti |
![]() |
---|
Semua Audio yang Diputar di Restoran dan Kafe Kena Royalti, Termasuk Suara Kicauan Burung |
![]() |
---|
Pengusaha Kafe Resah, Penghasilan Tak Menentu Kini Diikat Aturan Putar Musik Bayar Royalti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.