Pemilu 2024
Hakim MK Saldi Isra Soroti Urgensi Jokowi Sering Bagi Bansos di Jateng Selama Masa Kampanye Pemilu
Saldi Isra meminta para menteri untuk mengklarifikasi list perjalanan Jokowi dan pertimbangan untuk mengunjungi daerah tertentu saat pembagian bansos.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra menyoroti rute penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), selama masa kampanye Pemilu 2024.
Salah satunya, kunjungan Jokowi untuk membagikan bansos di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), yang lebih sering atau lebih banyak dibandingkan daerah lain.
Baca juga: Jawaban Mensos Risma saat Ditanya Hakim MK soal Pencairan Bansos di Tahun Politik
Selain itu, besaran anggaran dan jenis bansos juga dipertanyakan para hakim konstitusi dalam Sidang Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang menghadirkan 4 menteri Kabinet Indonesia Maju, Jumat (5/4/2024).
"Apa sih kira-kira yang jadi pertimbangan presiden memilih ke Jateng lebih banyak kunjungannya dibandingkan daerah lain?" kata Hakim Konstitusi Saldi Isra.
Sidang dimulai dengan pemaparan ke-4 menteri, yakni Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Baca juga: Momen saat Hakim MK Tak Yakin Anggaran Bansos Naik Hanya karena El Nino
Selanjutnya, masing-masing hakim memberikan pertanyaan kepada para menteri dengan mengklarifikasi data dari permohonan PHPU yang telah disampaikan pasangan calon (paslon) 1 dan 3. Sebagian besar pertanyaan para hakim konstitusi menyoroti anggaran bansos, hingga rute kunjungan Jokowi dalam membagikan bansos.
Dalam sesi pertanyaan, Hakim Konstitusi Saldi Isra, meminta para menteri untuk mengklarifikasi list perjalanan Presiden Jokowi dan pertimbangan untuk mengunjungi daerah tertentu saat pembagian bansos.
Seperti diketahui, tim hukum Paslon 3 dalam permohonan PHPU menyampaikan dalam periode 22 Oktober 2023 hingga 1 Februari 2024, Presiden Jokowi berkunjung ke 30 kabupaten/kota dan membagikan 44 bantuan sosial.
Sekitar 50 persen kunjungan Presiden fokus di Provinsi Jawa Tengah dan total bantuan senilai Rp 347,2 miliar, belum mencakup Bantuan Modal Kerja Pedagang, karena ketiadaan data.
Hakim Saldi juga menanyakan alokasi untuk bansos yang dibawa Presiden dan dibagikan saat kunjungan, dan berasal dari pos Kementerian/Lembaga (K/L) apa.
Hakim Saldi juga menanyakan kepada Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto apakah ada yang memperingatkan dalam rapat kabinet terkait pembahasan program bansos dan pembagiannya saat masa Pemilu.
"Tadi, Pak Menko PMK dan Menko Perekonomian katakan sering dilakukan pertemuan. Pertanyaan saya, adakah warning dari yang melakukan pertemuan ini mengenai sensitivitas pemilu jangan sampai agenda bansos yang ditetapkan di APBN ditafsirkan sebagai agenda politik?" tutur Hakim Saldi.
Baca juga: Mengapa Bansos Dirapel Jelang Pemilu? Ini Penjelasan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Sedangkan untuk Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Hakim Saldi mempertanyakan urgensi penambahan dana perlindungan sosial, termasuk untuk bansos yang dilakukan di awal tahun, yang notabene berdekatan dengan tahapan pemungutan suara Pemilu 2024.
"Untuk Menkeu, automatic adjustment seberapa sering dalam 5-6 tahun terakhir hal itu dilakukan di awal tahun? Jadi tambahan dana dari automatic adjustment pada awal tahun ini yang kemudian dibagi dalam bengtuk bansos jelang Februari itu apa urgensinya?" ungkap Hakim Saldi.
Dia juga mempertanyakan apakah ada perbedaan mitigasi untuk bantuan pangan dan bantuan sosial El Nino dan bagaimana mitigasi yang akan dilakukan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Pemilu 2024
| Pemilu 2024: 80 Persen Pemilih ke TPS karena Uang, Bukan Kesadaran |
|---|
| Daftar 10 Anggota KPU dan Bawaslu di Jayapura & Pasaman yang Disanksi Peringatan Keras DKPP |
|---|
| DKPP: Perkara Asusila Dominasi Aduan Etik Penyelenggara Pemilu |
|---|
| Catatan DKPP Soal Pemilu dan Pilkada 2024: Bawaslu Tidak Transparan, KPU Tak Profesional |
|---|
| Jimly Asshiddiqie Dukung Perluas Kewenangan DKPP: Tangani Etik Peserta Pemilu |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.