Sekeluarga Tewas Loncat dari Apartemen
Motif Keluarga Lompat dari Apartemen Belum Diketahui, Ada Fakta Baru Terungkap
Berikut update perkembangan kasus satu keluarga yang lompat dari apartemen Penjaringan, kata polisi soal motif hingga fakta baru lainnya.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Sri Juliati
Namun, dari pengakuan Arief, ia terakhir bertemu dengan keluarga ini tahun 2023.
Saat itu, katanya, mereka berniat pindah ke Surakarta, Jawa Tengah untuk memulai kehidupan yang baru dengan memulai bisnis.
Namun, Arief tak mengetahui secara detail bisnis apa yang dijalani korban.
"Katanya mereka mau memulai bisnis yang baru, tetapi saya tidak tahu bisnis apa yang ia kerjakan," kata Arief.
Menurutnya, satu keluarga itu pindah lantaran faktor tekanan ekonomi saat pandemi Covid-19 melanda.
Saat itu, kata Arief, EA (50) atau sang suami sempat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ketika pandemi.
PHK tersebut pun langsung berimbas pada kondisi ekonomi mereka.
"Yang saya tahu, ketika pandemi, suaminya terkena pemutusan hubungan kerja. Mulai dari sana, kehidupan keluarga ini terlihat sangat merana," lanjutnya.
Kondisi serba sulit keluarga itu terlihat ketika istri EA, AEL, menawari Arief beberapa kali telur ayam untuk mereka hidup.
Karena merasa prihatin, Arief sempat membantu memberikan sejumlah uang kepada keluarga mereka.
Terhitung, sudah sekitar tiga kali dia memberikan bantuan kepada AEL dengan total sekitar Rp 8 juta.
"Saya merasa iba dengan keluarga ini. Jadi, saya berharap uang yang saya beri itu bisa sedikit membantu," pungkasnya.
Disclaimer
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
(Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryanda) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.