Senin, 18 Agustus 2025

Operasi Berantas Preman

Selain Motif Ekonomi, Eksistensi Antarormas jadi Pemicu Penguasaan Lahan di Tangsel

Polda Metro Jaya juga menemukan adanya motif lain yang lebih sistematis dan memanfaatkan masyarakat sebagai tameng. Misalnya aksi GRIB Jaya di Tangsel

Editor: Erik S
Tribunnews.com/ Ibriza
LAHAN BMKG - Situasi terkini di lahan milik BMKG yang sempat ditempati organisasi masyarakat GRIB Jaya di Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (25/5/2025). Ada beberapa pekerja yang sedang mengerjakan proyek pagar permanen untuk dipasang di pintu masuk menuju lahan milik BMKG tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polda Metro Jaya mengungkap berbagai motif di balik aksi premanisme oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang meresahkan masyarakat di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

Selain motif ekonomi, polisi menemukan indikasi kuat adanya aksi saling unjuk eksistensi antarormas guna menguasai lahan secara ilegal.

“Motif daripada pelaku melakukan aksi premanisme, yang pertama dan sangat mendasar adalah motif ekonomi. Motif ekonomi ini kalau kita jabarkan sangat banyak,” ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra saat konferensi pers, Senin (26/5/2025).

Baca juga: Kasus Penyerobotan Lahan BMKG, Ketua GRIB Jaya Tangsel MYT Resmi Jadi Tersangka, Ini Sosoknya

Aparat juga menemukan adanya motif lain yang lebih sistematis dan memanfaatkan masyarakat sebagai tameng. 

Dalam kasus ormas GRIB di lahan milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) contohnya, ormas tersebut menyamarkan penguasaan lahan dengan memberi izin untuk masyarakat berwirausaha.

“Ini ada indikasi memanfaatkan masyarakat sebagai korban, masyarakat sebagai tameng. Dalam hal ini kita lihat kemarin di Pondok Aren mereka mengkamuflasekan dengan menggunakan masyarakat yang berdagang di lokasi. Ada pece lele, ada hewan kurban,” ujar Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana.

Padahal, kata Kholis, lahan tersebut secara sah adalah milik negara dengan sertifikat hak pakai atas nama BMKG. Namun, dengan menyebarkan narasi bahwa mereka berhak atas lahan tersebut, ormas tersebut justru menjerat masyarakat.

“Kita melihat kejadian GRIB Jaya di Tangsel ini membuat situasi seolah-olah bahwa merekalah yang lebih berhak atas tanah tersebut. Sedangkan faktanya, lahan tersebut legalitasnya dimiliki oleh BMKG dalam hal ini sertifikat hak pakai,” tegasnya.

Modus tersebut dinilai sebagai bagian dari aksi premanisme terorganisir yang tidak hanya merugikan negara, tapi juga memanipulasi masyarakat kecil. 

Selain itu, motif lain yang ditemukan adalah persaingan antarormas untuk menunjukkan siapa yang lebih dominan di wilayah tertentu.

Baca juga: Skandal GRIB Jaya Sewakan Lahan Negara, Ratusan Sapi Terancam: Ini Makhluk Hidup, Bukan Barang Mati

“Kami melihat ada motif untuk kepentingan pribadi dan juga ada indikasi pamer eksistensi antarormas untuk penguasaan-penguasaan lahan, sehingga mereka bisa meraup keuntungan dari model-model aksi tersebut,” jelas Kholis.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan