Jumat, 29 Agustus 2025

Pelayanan RSUD di Jakarta Dinilai Belum Maksimal, Anggota DPRD Dorong Perbaikan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi pilihan masyarakat menengah ke bawah di Jakarta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.

|
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Glery Lazuardi
(HO/Tribunnews.com)
PERBAIKAN RSUD - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mendorong perbaikan layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta. RSUD menjadi pilihan masyarakat menengah ke bawah untuk urusan kesehatan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi pilihan masyarakat menengah ke bawah di Jakarta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.

Namun terdapat laporan dari masyarakat bahwa pelayanan di RSUD masih menghadapi berbagai kekurangan.

Hal itu seperti disampaikan Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth saat evaluasi kinerja RSUD di gedung DPRD DKI Jakarta, dikutip Sabtu (31/5/2025).

Menurutnya, terdapat dua masalah yang melatarbelakanginya antara lain komunikasi manajemen RSUD kepada pasien dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani perawatan.

"Keluhan utama dari pasien RSUD di Jakarta adalah waktu tunggu yang panjang, baik saat pendaftaran, pemeriksaan dokter, maupun tindakan medis lanjutan," kata Kenneth.

Baca juga: Covid-19 Meningkat di Asia, Kemenkes RI Beri Instruksi Rumah Sakit dan Puskesmas Memperketat Deteksi

Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah pasien yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis dan fasilitas yang tersedia.

"Di RSUD Cengkareng saat sidak beberapa waktu lalu, saya menemukan bahwa SDM tenaga medisnya sangat kurang. Jadi kalau memang kurang orang, itu akan berdampak terhadap pelayanan," paparnya.

Selain itu, calon-calon pasien yang menumpuk juga mendapat kepastian informasi sehingga mengakibatkan kesalahpahaman antara calon pasien terhadap RSUD. 

RSUD di Jakarta kerap kekurangan dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. 

"Di beberapa rumah sakit, rasio pasien terhadap tenaga medis sangat tinggi sehingga pelayanan menjadi tidak optimal," tegas Kent, sapaannya.

Kent menyoroti birokrasi yang berbelit, banyak calon pasien merasa kesulitan memahami prosedur yang harus dilalui, terutama bagi mereka yang berasal dari kelompok usia lanjut atau pendidikan rendah. 

Petugas RSUD semestinya responsif menangani calon pasien yang tengah menunggu perawatan di IGD maupun ruang rawat. 

Tak jarang calon pasien ditelantarkan di ruang tunggu tanpa penjelasan lebih lanjut. 

"Calon Pasien ditaruh di ruang transit untuk menunggu kamar atau menunggu ruang IGD. Dari pihak rumah sakit tidak menjelaskan ini ruang apa. Makanya kadang-kadang suka ada komplain, Masyarakat merasa ditelantarkan. 

Baca juga: Kronologi Polisi di Papua Ditembak OTK Usai Antar Korban Kecelakaan ke Rumah Sakit

Dia menyarankan agar pihak RSUD untuk melapor ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta jika membutuhkan penambahan SDM tenaga medis, atau bisa berdiskusi dengan DPRD untuk mencari jalan keluarnya. 

Pasalnya, distribusi tenaga medis di RSUD banyak yang tidak merata, di mana dokter spesialis lebih banyak terkonsentrasi di RSUD besar, lalu beban kerja berlebih bagi perawat dan tenaga medis karena kekurangan staf.

"Perbaikan sistem manajemen,memperbaiki cara berkomunikasi dengan masyarakat, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga medis, serta modernisasi fasilitas dan teknologi rumah sakit sangat dibutuhkan agar RSUD dapat memberikan layanan kesehatan yang layak dan bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat," pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan