Demo di Jakarta
Jejak para Penjarah di Rumah Eko Patrio, Uya Kuya dan Nafa Urbach, 9 Pelaku Ditangkap
Para penjarah meninggalkan jejak di rumah Eko Patrio, Uya Kuya dan Nafa Urbach, jejak itu berupa coretan di dinding, 9 pelaku penjarahan ditangkap.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah milik politisi Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, Surya Utama alias Uya Kuya, Nafa Urbach dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi sasaran amuk massa hingga penjarahan pada Sabtu (30/8/2025) dan Minggu (31/8/2025).
Viral di berbagai media sosial detik-detik penjarahan hingga kondisi rumah mewah yang porak poranda akibat penjarahan.
Tak hanya mengambil barang-barang di rumah Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach dan Sri Mulyani, para penjarah juga meninggalkan jejak, berupa pesan yang ditulis di dinding rumah milik Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach.
Terkini empat politisi yakni Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Nafa Urbach dan Surya Utama alias Uya Kuya sudah dinon-aktifkan dari jabatannya sebagai anggota DPR karena pernyataannya dinilai memperkeruh suasana hingga terjadi sejumlah demo ricuh.
Untuk informasi, Nonaktif bukan istilah resmi dalam UU. Istilah Ini lebih merupakan keputusan internal partai untuk “membekukan” fungsi politik anggota di fraksi.
Seorang anggota dewan yang dinonaktifkan tetap sah secara hukum sebagai anggota DPR, tapi bisa dicopot dari jabatan fraksi, alat kelengkapan dewan, atau tidak lagi mewakili partai dalam aktivitas politik.
Baca juga: Satpam Ungkap Kronologi Penjarahan Rumah Eko Patrio, Sebut 3 Gelombang Massa Datang Bergantian
Istilah ini biasanya bentuk dari sanksi "ringan" demi menjaga citra partai tanpa harus kehilangan kursi DPR.
Berbeda dengan nonaktif, ada istilah Recall yang berarti proses resmi partai politik untuk menarik kembali kadernya dari kursi DPR.
Recall memiliki dasar hukum yang diatur dalam dalam UU MD3 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD).
Jika seorang anggota dewan di-recall berarti berakhirlah status hukum mereka sebagai wakil rakyat.
Setelah me-recall anggota bersangkutan, partai kemudian mengusulkan Pergantian Antar Waktu (PAW) kepada Presiden melalui pimpinan DPR.
1. Rumah Uya Kuya dan Tulisan Pilox Merah Disita Rakyat
Disita Rakyat, tulisan ini terpampang jelas di tembok pagar rumah depan dan juga pintu garasi rumah Anggota DPR RI nonaktif Surya Utama alias Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur yang dijarah pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Tulisan Disita Rakyat menghiasi rumah Uya Kuya, ditulis menggunakan piloks merah menyala.

Kini rumah Uya Kuya yang berwarna putih serta bergaya minimalis terletak di Jalan Statistik No 1F, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur itu porak poranda di bagian dalam dan luar.
Perabotan rumah tangga Uya Kuya berserakan, kasur dan sofa berada di garasi.
Baju dan kertas berhamburan. Barang-barang berharga dan elektronik sudah tak lagi tersisa.
Meja makan tampak rusak, lemari terbalik, dan banyak pecahan kaca yang berserakan di lantai.
Aksi penjarahan rumah Uya Kuya dilakukan pada Sabtu (30/8/2025) hingga Minggu (31/8/2025) dini hari.
Polisi bergerak cepat menindaklanjuti penjarahan di rumah artis sekaligus politisi Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sebanyak sembilan orang pelaku penjarahan ditangkap jajaran Polres Metro Jakarta Timur.
"Betul, sembilan pelaku untuk saat ini kita amankan. Masih didalami peran mereka,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).

Meski begitu, Dicky mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman dan pengembangan untuk mencari pelaku lainnya.
“Dan pelaku lainnya akan kita kembangkan karena pelaku banyak sekali," tuturnya.
Dalam kasus ini, polisi juga turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa perabotan milik Uya Kuya yang digondol massa saat kejadian. Barang bukti yang disita terdiri dari perabotan rumah tangga
Joget Menuai Kritikan
Adapun sebelum dinonaktifkan, member grup musik lawas Tofu tersebut telah menuai sorotan sekaligus kritikan.
Uya Kuya tampak menjadi salah satu anggota DPR RI yang asyik berjoget dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Aksi ini terjadi ketika Presiden RI Prabowo Subianto rampung menyampaikan pidato kenegaraan.
Diiringi lagu "Gemu Fa Mi Re" oleh kelompok musik dari Universitas Pertahanan (UNHAN), Uya Kuya bersama sejumlah anggota dewan lain terlihat berjoget di kursi masing-masing sembari tertawa.
Aksi joget-joget di momen Sidang Tahunan yang seharusnya sakral ini pun menuai beragam kritikan.
Uya Kuya, bersama legislator yang turut berjoget, dinilai tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama karena berbarengan dengan mencuatnya besaran gaji yang bisa mencapai Rp100 juta per bulan, serta tunjangan rumah anggota DPR RI hingga Rp50 juta per bulan.
Padahal, masyarakat sendiri sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan ekonomi.
Seperti, kecilnya jumlah gaji, susahnya mencari lapangan kerja, hingga merebaknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga angka pengangguran semakin tinggi.
Selain itu, masyarakat juga dihimpit permasalahan tingginya biaya hidup, pendidikan, dan kesehatan, serta naiknya pajak di sejumlah daerah dan harga barang-barang kebutuhan pokok.
Aksi joget ini dinilai kurang pantas untuk dilakukan oleh para anggota dewan, termasuk Uya Kuya, yang seharusnya duduk mempertimbangkan nasib rakyat.
Uya Kuya Minta Maaf
Sebelum video penjarahan di rumahnya beredar, Uya Kuya menyampaikan permintaan maaf lewat sebuah unggahan video di akun Instagramnya, @king_uyakuya, Sabtu (30/8/2025).
Dalam video tersebut, ia meminta maaf atas apa permasalahan yang terjadi belakangan ini.
"Saya, Uya Kuya, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, tulus dari hati saya yang paling dalam untuk seluruh masyarakat Indonesia, atas apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini, atas apa yang saya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja," ujar Uya.

Suami model Astrid Khairunnisha tersebut juga mengakui dampak dari tindakannya yang telah melukai masyarakat Indonesia.
"Kami memahami bahwa apa yang terjadi ini mengakibatkan luka yang mendalam bagi rakyat Indonesia, terutama korban yang harus gugur dan terluka akibat bentrokan-bentrokan yang terjadi," ucapnya.
Ia menegaskan, tidak memiliki niat sedikit pun untuk menimbulkan kegaduhan.
Uya Kuya pun berjanji, akan lebih berhati-hati dalam bertindak.
Ia memohon kesempatan untuk membuktikan komitmennya dalam menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI.
"Tapi janji saya dari hati saya yang paling dalam, saya akan lebih berhati-hati lagi dalam bersikap, bertindak, bersungguh-sungguh untuk mewakili rakyat Indonesia sebagai anggota DPR RI," ujar Uya.
"Beri saya kesempatan sekali lagi untuk berbuat lebih baik lagi, lebih maksimal lagi dibanding apa yang sudah saya lakukan selama ini," tambahnya.
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya sekali lagi dari hati saya yang paling dalam," papar Uya.
"Mudah-mudahan ke depannya ini menjadi introspeksi yang sangat berarti buat saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai anggota DPR RI dan memiliki tanggung jawab kepada masyarakat Indonesia, khususnya di depan saya dan juga seluruh Indonesia," imbuhnya.
"Saya akan melakukan yang terbaik. Beri saya kesempatan, terima kasih," tandasnya.
2. Triplek tulisan Rumah Ini Sudah Dijarah Terpampang di Depan Rumah Nafa Urbach
Rumah artis sekaligus politisi Nafa Urbach ikut dijarah oleh sejumlah massa pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Pantauan wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti di Komplek Kebayoran Baru Essence, Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan Banten sekira pukul 11.30 WIB, rumah bergaya modern ini terlihat berantakan di bagian terasnya.
Di bagian depan, pagar kayu membentang menutupi bagian terasnya. Di bagian kiri, terdapat tempat parkir mobil (carport) dengan sebuah garasi yang cukup besar.
Bagian dinding berwarna krem dengan aksen kayu, dan sebuah tralis berwarna putih dengan ukiran abstrak yang menghiasi bagian teras rumah.
Terdapat kulkas berukuran besar dan treadmill yang berada di luar rumah diduga barang yang hendak dijarah oleh massa.
Di bagian depan rumah bernomor E-07 itu pun terdapat triplek dengan tulisan "rumah ini sudah dijarah".

Diketahui, Nafa Urbach memang menjadi satu di antara politisi yang disorot usai pernyataannya yang viral soal tunjangan rumah anggota DPR RI.
"Kejadiannya tadi dini hari. Mendadak banget, tiba tiba ada ratusan orang," kata Syamsul, seorang sekuriti komplek saat ditemui, Minggu (31/8/2025).
Penjarahan rumah Nafa Urbach ini terjadi sehari setelah rumah milik Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya menjadi sasaran amuk massa, Sabtu (30/8/2025).
Sebelumnya, secara berurutan tiga anggota DPR RI meminta maaf terbuka kepada masyarakat Indonesia atas sikap dan pernyataan mereka yang dinilai menyinggung.
Ketiganya adalah Nafa Urbach, Eko Patrio dan Uya Kuya.
Untuk diketahui, tiga anggota dewan tersebut adalah mantan selebriti yang dulunya dikenal sebagai pemeran, penyanyi, artis, komedian hingga presenter.
Nafa urbach adalah anggota dewan dari Fraksi Partai NasDem, sementara Eko Patrio dan Uya Kuya dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Terbaru pernyataan maaf dilontarkan Nafa Urbach lewat sebuah video yang ia unggah di akun Instagram @nafaurbach pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Baca juga: Usulan untuk Sahroni, Nafa Urbach, Uya Kuya dan Eko Usai Rumah Dijarah: Kembali ke Profesi Lama
Mengawalinya dengan salam, mantan istri aktor Zakc Lee ini memohon maaf kepada masyarakat Indonesia.
Ia meminta maaf atas perkataan yang menyakiti hati masyarakat.
"Dengan segala kerendahan hati dan hormat yang begitu besar untuk masyarakat Indonesia.
"Saya Nafa Indira Urbach meminta maaf yang sebesar-besarnya atas setiap perkataan yang keluar dari mulut saya, yang menyakiti hati masyarakat Indonesia, kiranya ada pintu maaf yang besar untuk saya dimaafkan. Sekali lagi saya mohon maaf sebessar-besarnya kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Ucapan Nafa Urbach soal Tunjangan Rumah
Jika diurai, pemecatan ini bermula dari ucapan Nafa Urbach.
Artis dan penyanyi ini membuat pernyataan publik yang mendukung tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan bagi anggota DPR.
Ia menyebut bahwa tunjangan tersebut merupakan kompensasi karena anggota dewan tidak lagi mendapatkan rumah jabatan.
Namun, pernyataan ini memicu gelombang kritik dari masyarakat karena dianggap tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat. Banyak yang menilai jumlah tunjangan tersebut terlalu besar, terutama di tengah isu kemiskinan dan pengangguran
3. Rumah Eko Patrio Dijarah dan Tulisan Halo Eko, Terima Kasih Eko, Maaf Pak Eko
Kediaman politikus sekaligus komedian Eko Patrio di Jalan Karang Asem I, kawasan Kuningan, Jakarta, menjadi sasaran penjarahan massa pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Heri, petugas keamanan komplek, mengungkapkan kronologi mencekam itu berlangsung dalam tiga gelombang.
“Jadi semalam itu massa udah mulai berkumpul dari jam 21.00 WIB. Jam 22.00 itu gelombang pertama merangsek masuk, karena pertahanan TNI dan keamanan kita juga terbatas. Massa jumlahnya ratusan, nggak terbendung,” ujar Heri saat ditemui, Minggu (31/8/2025).

Gelombang kedua yang terjadi sekitar pukul 23.35 WIB disebut Heri lebih brutal.
Menurutnya, semua isi rumah Eko Patrio ludes dijarah, mulai dari barang elektronik, perabotan, hingga bahan dapur.
“Barang-barang semua yang ada di dalam itu habis terkuras tanpa terkecuali. Sampai jagung, sawi, bumbu dapur, itu yang sepele aja diangkut. Nggak ada sisa,” ungkapnya.
Sementara itu, gelombang ketiga terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Namun, massa akhirnya mundur setelah perwakilan mereka mengecek langsung kondisi rumah dinyatakan sudah ludes dijarah.
“Gelombang ketiga itu kita halau. Kita ambil perwakilan tiga orang masuk ke rumah, mereka lihat sendiri kalau memang udah nggak ada barang sama sekali. Setelah itu situasi kondusif, meski masih ada sebagian yang bertahan karena penasaran,” tutur Heri.

Heri memperkirakan total massa yang menyerbu rumah Eko mencapai lebih dari 500 orang.
Dari pantauan, rumah Eko Patrio kini tampak kosong dan tertutup rapat.
Pintu utama disegel dengan besi panjang, sementara pecahan kaca berserakan di sekitar lokasi.
Tulisan-tulisan muncul di rumah Eko Patrio saat dijarah massal, tulisan itu yakni Halo Eko, Maaf Pak Eko, Masuk Pak Eko dan Terima Kasih Eko yang ditulis pakai pilox merah di dinding rumah.
(tribun network/thf/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satpam Ungkap Kronologi Penjarahan Rumah Eko Patrio, Sebut 3 Gelombang Massa Datang Bergantian,
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Tangkap 9 Pelaku Penjarahan Rumah Uya Kuya di Jakarta Timur, Perannya Masih Didalami,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.