Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Cerita Haru Sahabat Kecil Andika: Sempat Tertawa Bareng dan Bilang Mau Main Basket
Andika disebut tak membawa identitas saat demo, jenazahnya sempat tak diketahui identitas sampai ada teman yang mengenali lewat pakaian yang dikenakan
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Salah satu sahabat kecil mendiang Andika Lutfi Falah(16), Fakhriy Adnan Fauzi(17) sangat sedih ketika mengetahui pelajar SMKN 14 Kabupaten Tangerang, Banten itu meregang nyawa. Andika dan Fakhriy bersahabat sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar(SD).
Baca juga: Fakta Kematian Andika Lutfi, Iko Juliant, dan Rheza Sendy Pratama: Tubuh Luka Akibat Demo
Fakhriy menceritakan kenangan indah bersama sosok Andika yang dikenal ceria, mudah bergaul, dan selalu membawa tawa di lingkaran pertemanan mereka.
“Andika itu orangnya ceria banget. Nggak pernah kelihatan murung. Kalau nongkrong bareng pasti suasananya rame. Dia selalu ada aja bahan becandanya,” ujar Fakhriy saat ditemui Tribun di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2025).
Meskipun tak pernah satu sekolah, mereka tinggal hanya terpaut satu gang dan nyaris setiap hari bermain bersama.
Fakhriy menceritakan kenangan masa kecil seperti bermain di sekitar kompleks hingga jalan-jalan bersama menjadi momen yang kini terasa sangat berharga.
Sebelum meninggal, Fakhriy bertemu Andika dua hari sebelum tragedi, Rabu (27/8/2025). Saat itu, Andika sempat mengatakan akan bermain basket. Tak ada yang menyangka, itu menjadi pertemuan terakhir mereka.
“Waktu itu sempat ngobrol dan ketawa-ketawa, biasa saja. Dia bilang mau basket. Nggak ada tanda-tanda apa-apa,” kenang Fakhriy.
Ia mengungkapkan kabar Andika terluka dalam aksi demonstrasi datang pertama kali dari teman sekolahnya. Awalnya, hanya disebutkan bahwa Andika mengalami luka di kepala.
Baca juga: Orangtua Ikhlas, Abdul Ghofur Ungkap Sosok Anak Andika Lutfi Falah yang Periang dan Gemar Mendaki
Ia berharap kondisi itu tidak serius. Namun keesokan harinya, kabar duka datang, Andika koma di ICU akibat pecah tempurung kepala.
“Saya shock banget. Tadinya mau ke rumah sakit hari itu. Tapi belum sempat, ternyata dia sudah meninggal. Kakaknya sempat bikin status WA, bilang adiknya sudah nggak ada. Dari situ saya langsung hancur,” tuturnya.
Fakhriy bersama teman-teman lainnya langsung datang ke rumah duka dan membantu proses pemakaman.
Ia mengatakan, Andika dikenal sangat aktif di lingkungan, bahkan sempat ingin naik gunung dan sempat meminjam alat masak dari keluarga Riyadnan.
“Dia juga deket sama ibu saya. Sebelum naik gunung, dia bilang mau jadi anak baik. Ibu saya juga nangis pas dengar dia meninggal,” tambahnya.
Andika disebut tidak membawa identitas saat ikut aksi, lanjut Fakhry, jenazahnya sempat tidak diketahui identitasnya sampai ada teman yang mengenali lewat pakaian yang dipakai saat kejadian. Hal itu membuat proses pencarian sempat terhambat.
Kini, suasana tongkrongan mereka terasa hampa tanpa Andika.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.