Rabu, 3 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Komunitas Ojol Solo Sebut Driver Dipanggil Taruna Biasa, tapi Pertanyakan Sosok yang Temui Gibran

Komunitas ojol Solo menegaskan pemanggilan 'taruna' terhadap sesama driver adalah hal biasa. Namun itu hanya dilakukan di beberapa daerah.

|
Istimewa
SOS - Logo Solidaritas Ojol Solo Raya (SOS). Koordinator Solidaritas Ojol Solo Raya (SOS), Josafat Satrijawibawa mengomentari soal perwakilan salah satu driver yang menyebutkan istilah 'taruna' kepada pengemudi ojol lainnya setelah bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka di Istana Wakil Presiden pada Minggu (31/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Solidaritas Ojol Solo Raya (SOS), Josafat Satrijawibawa, buka suara terkait perwakilan driver yang bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka di Istana Wakil Presiden pada Minggu (31/8/2025).

Sosok yang akrab disapa Jo itu juga mengomentari soal perwakilan salah satu driver yang menyebutkan istilah 'taruna' dan ditujukan kepada pengemudi ojol lainnya agar menciptakan situasi kondusif saat demonstrasi terjadi.

"Kami juga sudah memberikan edukasi kepada taruna di wilayah masing-masing untuk tidak ikut serta atau terpancing isu-isu provokatif terkait unjuk rasa atau demo yang kemarin," ujarnya dikutip dari akun Instagram Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Selasa (2/9/2025).

Terkait penyebutan tersebut, Jo mengungkapkan penggunaan istilah 'taruna' memang hal biasa.

Namun, dia menegaskan penggunaan istilah itu hanya dilakukan di beberapa daerah seperti Jakarta, Surabaya, hingga Medan.

"Sebutan taruna untuk driver kalau di Jakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan beberapa wilayah yang lain sudah biasa. Tapi kalau di Solo Raya ya biasa kita sebut driver atau ojol," katanya ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa siang.

Baca juga: Kompolnas: Bukti CCTV Akan Jadi Basis Proses Pidana Tujuh Anggota Brimob Lindas Ojol

Kendati demikian, Jo turut mempertanyakan beberapa orang yang bertemu dengan Gibran tersebut.

Pasalnya, dia menyebut mereka bukan merupakan perwakilan dari ojol. Jo juga mempertanyakan tujuan mereka bertemu dengan Gibran.

"Yang menjadi masalah itu siapa mereka, kapasitas mereka dan tujuan mereka itu apa (bertemu Gibran)?" katanya.

Dia menyebut komunitas driver ojol di Solo tidak mengenal seluruh orang yang bertemu dengan Gibran.

Ia juga mengungkapkan mereka yang bertemu dengan Gibran hanya menjadi 'boneka' saja.

"Untuk rekan-rekan komunitas yang di Jakarta paham dan tahu mereka siapa dan paham kalau hanya sebagai boneka saja. Kalau yang di daerah-daerah seperti Solo tidak kenal dengan mereka," tegas Jo.

Lebih lanjut, Jo mengungkapkan lima tuntutan driver ojol kepada pemerintah yang telah didiskusikan oleh komunitas secara nasional yaitu:

- Menetapkan kenaikan tarif driver ojol sebesar 10 persen.

- Menetapkan peraturan untuk pengantaran barang dan makanan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan