Sabtu, 8 November 2025

Wamenkes, BPJS Kesehatan hingga Gubernur DKI Bicara Soal Warga Baduy Ditolak RS karena Tak Punya KTP

Seorang warga Baduy Dalam jadi korban begal saat berjualan madu di Jakarta. Karena tak punya KTP, ia sulit memperoleh akses pengobatan rumah sakit.

Tribunnews.com/Ist
PEMBEGALAN - Repan (16) terbaring di ruang perawatan dengan luka di lengan kiri usai diserang dan dirampok saat berjualan madu di Jakarta. Pemuda Baduy Dalam asal Kampung Cikeusik ini menjadi korban pembegalan saat mengais rezeki di Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025) dini hari. 

Ringkasan Berita:
  • Warga Baduy jadi korban begal di Jakarta dan mengalami luka akibat senjata tajam
  • Korban ke rumah sakit dalam kondisi terluka, namun penanganan tak maksimal karena alasan tak punya KTP
  • Wamenkes menegaskan bahwa layanan kesehatan tidak boleh menolak pasien dengan kondisi gawat darurat

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kisah seorang warga Baduy Dalam ditolak berobat di Rumah Sakit (RS) di Jakarta karena tidak punya Kartu Tanda Penduduk (KTP) jadi sorotan, mulai dari Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono, BPJS Kesehatan hingga Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Warga Baduy Dalam asal Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi korban pembegalan di kawasan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025).

Korban bernama Repan datang ke Jakarta untuk berjualan madu dan aksesori khas adat Baduy

Namun, ia diserang empat orang tak dikenal dan mengalami luka karena melawan pelaku yang membawa senjata tajam.

Pelaku merampas tas milik Repan yang berisi uang hasil jualan sebesar Rp3 juta dan 10 botol madu.

Baca juga: Kronologi Warga Baduy Ditolak Berobat di Rumah Sakit hingga Respons Wamen Kesehatan

Repan menceritakan, saat mengalami kejadian memilukan itu, dirinya langsung berjalan kaki menuju rumah sakit (RS) terdekat usai dibegal.

Namun, ia sempat kesulitan mengakses pertolongan medis saat mendatangi salah satu RS di Jakarta Pusat.

Petugas RS sempat menanyakan kartu identitas dan surat administrasi.

Namun, sebagai warga Baduy Dalam, Repan tidak memiliki KTP.

Selain itu, dia tidak memiliki surat pengantar karena tidak sempat bertemu warga setelah kejadian pembegalan.

Repan sempat dirujuk ke RSCM, namun Repan tidak mengetahui lokasi RSCM.

"Saya diberi penanganan, tapi hanya dibungkus saja (luka pakai perban). Setelah itu saya diminta ke (RS) Cipto. Tapi kan Jakarta ini luas ya, jadi saya langsung menuju ke rumah Pak Nello saja. Berjalan kaki," jelasnya dikutip dari Kompas.com.

Wamenkes: Semua Warga Berhak Sehat

Dante yang ditemui di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (7/11), menyayangkan, insiden tersebut.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved