Rabu, 19 November 2025

Cerita di Balik Kasus Dugaan Bullying SMPN 19 Tangsel, Kepsek Bantah Pihak Sekolah Tak Peduli

Menurut Kepsek, tidak ditemukan tanda-tanda kejadian mencurigakan di sekolah pada 20 Oktober 2025, ketika dugaan bullying terjadi.

Penulis: Nuryanti
Editor: Endra Kurniawan
Tribun Tangerang/Ikhwana Mutuah Mico
KORBAN BULLYING MENINGGAL- Suasana pemakaman siswa SMPN 19 Tangsel, MH, yang diduga menjadi korban bullying. MH sempat dipukul teman sebangkunya pakai kursi. Menurut Kepsek, tidak ditemukan tanda-tanda kejadian mencurigakan di sekolah pada 20 Oktober 2025, ketika dugaan bullying terjadi. 

Victor mengungkapkan, penyelidikan sebenarnya sudah berjalan sejak awal kejadian, bahkan saat keluarga belum membuat laporan resmi.

Menurut Victor, enam saksi yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa sudah dimintai keterangan.

Polisi bekerja sama dengan UPTD PPA, KPAI, pihak sekolah, serta rumah sakit yang merawat korban untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban.

Di akhir kunjungan, Victor menegaskan kembali komitmen kepolisian untuk mengusut kasus ini.

“Mohon doa. Kami akan hadir untuk keluarga dan menjalankan proses hukum secara profesional,” tegasnya.

Kronologi

Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 19 Kota Tangerang Selatan, Sriwida, mengungkapkan peristiwa dugaan bullying itu terjadi pada Senin, 20 Oktober 2025 sekira pukul 09.00 WIB.

Setelah adanya peristiwa tersebut, dia mengaku tak ada laporan atau aduan baik dari seluruh siswa di kelas itu maupun dari MH. 

Keesokan harinya pada 21 Oktober 2025 baik korban ataupun terduga pelaku masih bersekolah seperti biasa. 

Sriwida menjelaskan, pihak sekolah baru mendapat informasi dari orang tua korban pada sore hari tanggal 21 Oktober 2025.

Setelah itu, mediasi dilakukan pada 22 Oktober 2025.

Baca juga: Kasus Bully di SMPN 19 Tangsel, Menteri PPPA: Ini Tak Bisa Dibiarkan

Diberitakan TribunTangerang.com, ibu korban, Noviyanti sempat menceritakan berbagai aksi perundungan terhadap anaknya. 

Terduga pelaku yang merupakan teman sebangku anaknya itu, disebut mulai melakukan perundungan sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). 

MH mengaku kepada Noviyanti bahwa saat itu dirinya dipukul pelaku sampai tiga kali. 

"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ungkapnya di kediamannya, Kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (10/11/2025). 

Noviyanti mengatakan, sejak saat itu anaknya kerap mendapat perlakuan kasar dari teman sebangkunya seperti ditendang dan dipukuli. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved