Berita Viral
Kepsek Ungkap Kondisi Terduga Pelaku Bully Siswa SMPN 19 Tangsel Tertekan, Minta Pindah Pesantren
Kepsek mengatakan, pihak sekolah dan dinas terkait fokus memberikan pendampingan psikologis kepada R dan memastikan hak belajarnya tetap terpenuhi.
“Belum ada permintaan apa-apa karena kami masih memastikan kondisi anaknya dulu,” kata Frida.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel juga menyebut bahwa R mendapatkan pendampingan psikologis dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3KB), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Satgas, dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA).
Kepala Dinas Pendidikan Tangsel, Deden Deni menjelaskan, pendampingan ini diberikan karena R dinilai mengalami tekanan akibat sorotan publik.
“Kondisinya itu dia dalam tekanan juga. Dia kemarin sudah didampingi DP3KB dan UPTD Satgas dan UPTD PPA, memberikan pendampingan secara psikologis untuk R,” katanya.
Deden pun menekankan, hak belajar R tetap harus dipenuhi dan untuk sementara, kegiatan belajar mengajarnya dilakukan secara daring menyesuaikan kondisi psikologisnya.
“Anak dikasih pilihan mau sekolah atau enggak, karena kondisinya masih dalam tekanan jadi secara online,” ujar Deden.
Kepsek Bantah Sekolah Tak Peduli
Setelah kejadian ini, Frida membantah sekolah tidak peduli terhadap kasus pembullyan ini.
Dia mengatakan, pihak sekolah aktif mengikuti perkembangan kondisi korban sejak awal.
“Kami datang ke rumah almarhum, juga ke Rumah Sakit Fatmawati. Kami berkali-kali menanyakan kondisi Hisyam. Guru dan beberapa siswa juga ikut menjenguk,” ucap Frida, Selasa, dikutip dari TribunTangerang.com.
Dia menegaskan bahwa pihaknya pasti akan berbenah setelah kejadian pembullyan ini dan memastikan sekolah telah menjalankan SOP, termasuk membuat surat pernyataan tanggung jawab dari pihak Rifki, serta melaporkan seluruh proses kepada Dinas Pendidikan.
“Pendidikan itu harus selalu diperbarui. Kami evaluasi agar kejadian seperti ini tidak terulang, meskipun kami belum tahu kronologi sebenarnya,” ujarnya.
Sementara terkait pemanggilan pihak Polres Tangsel, Frida menegaskan bahwa sekolah bersikap kooperatif.
“Saya sudah memenuhi panggilan pada hari Senin. Guru dan wali kelas juga. Tidak ada masalah, kami kooperatif,” katanya.
Ketika ditanya apakah ada laporan perundungan lain, Frida menegaskan tidak ada laporan yang diterima.
Pihak sekolah pun berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran besar.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/PERUNDUNGAN-DI-SEKOLAH-Suasana-SMPN-19-Kota-Tangerang-Selatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.