Berita Viral
Kepsek Ungkap Kondisi Terduga Pelaku Bully Siswa SMPN 19 Tangsel Tertekan, Minta Pindah Pesantren
Kepsek mengatakan, pihak sekolah dan dinas terkait fokus memberikan pendampingan psikologis kepada R dan memastikan hak belajarnya tetap terpenuhi.
“Harapannya sekolah ini semakin baik. Banyak pembelajaran bagi anak-anak, guru, dan kami sebagai kepala sekolah,” ujarnya.
Saat ini, kata Frida, pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada penyidik Polres Tangsel.
“Kami memberikan ruang bagi penyidik. Kami menunggu hasilnya, semoga ada titik terang,” ucapnya.
Cerita Ibu Korban
Ibunda MH, Y (38), sebelumnya mengungkap penderitaan bully yang dialami oleh anaknya tersebut, yakni telah dialami sejak MPLS pada Juni 2025 lalu.
"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ujar Y saat ditemui Kompas.com di Serpong, Tangsel, Senin (10/11/2025).
"Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul," sambung dia.
Y mengatakan, tindakan yang diduga bullying itu terus berlanjut hingga Oktober 2025 dan puncak kejadian pada Senin, 20 Oktober 2025, saat anaknya mengaku dipukuli oleh orang yang sama dengan kursi besi hingga mengalami benjol di bagian kepalanya.
Namun, korban tidak langsung bercerita kepada keluarga karena takut, apalagi kondisi Y yang saat itu baru saja pulang dari ICU karena harus rawat jalan.
"Dia enggak langsung bilang karena hari itu saya juga habis keluar dari ruang ICU, dia takut," kata Y.
Korban baru mengakui yang dialaminya itu pada Selasa, 21 Oktober 2025, setelah sang ibu melihat gerak gerik MH yang aneh.
Y mengatakan, korban sering linglung saat berjalan, bahkan ia melihat ada yang aneh pada gerak gerik matanya.
Karena itu, Y kemudian berusaha menggali peristiwa pembullyan yang sebenarnya, sampai akhirnya sang anak terbuka bercerita.
"Saya mikir, kok dijedotin tapi ada di tengah ubun-ubun gitu. Terus dia bilang, 'bukan dijedotin mah tapi dipukul pakai bangku', bangku yang kursi sekolah besi itu," kata Y saat menceritakan pengakuan anaknya.
Kaget mendengar pernyataan sang anak, Y langsung mengadukan hal tersebut ke pihak sekolah.
Pihak keluarga korban pun sudah bertemu dengan keluarga pelaku dan kesepakatan sempat didapat bahwa biaya pengobatan korban akan ditanggung.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/PERUNDUNGAN-DI-SEKOLAH-Suasana-SMPN-19-Kota-Tangerang-Selatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.