Kasus Suap Ekspor CPO
Restoran Mewah di Jaksel Tempat Negosiasi Suap Korporasi CPO, Milik Pengacara Todung Mulya Lubis
Pelanggan yang memilih ruangan yang berada di lantai 2 restoran ini harus mengeluarkan uang Rp3.800.000 dengan membayar uang muka senilai Rp1.000.000.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus suap pemberian vonis onslag atau lepas dalam perkara korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya pada periode Januari 2021-Maret 2022 kembali mengguncang dunia peradilan Indonesia.
Sebanyak delapan orang yang empat di antaranya merupakan Hakim Peradilan pun terlibat dan ditetapkan sebagai tersangka.
Kegiatan suap ini terbilang cukup sistematis. Mulai dari proses permintaan, negosiasi, pembagian uang suap hingga berujung pada pemberian vonis lepas.
Adapun salah satu proses negosiasi untuk menentukan nominal uang suap terjadi di Restoran Daun Muda Soulfood by Peresthu - Wolter Monginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Proses negosiasi dilakukan oleh tersangka Marcella Santoso atau MS yang merupakan pengacara tiga terdakwa korporasi yang diberi vonis lepas yakni PT Wilmar Group, Permata Hijau Group dan Musim Mas Group dengan perwakilan tersangka Muhammad Syafei alias MYS selaku Head and Social Security Legal PT Wilmar.
Pertemuan di restoran tersebut dilakukan sebanyak dua kali hingga akhirnya mencapai kesepakatan agar uang suap yang harus diberikan untuk mengurus perkara agar tidak dijatuhi hukuman maksimal senilai Rp60 miliar melalui tersangka Ariyanto yang merupakan rekan kerja Marcella.
"Pertemuan itu dilakukan di rumah makan Daun Muda di kawasan Jakarta Selatan," kata Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung), Abdul Qohar dalam konferensi pers di Kantor Kejagung, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Baca juga: Kediaman Tangan Kanan Ketua PN Jaksel di Kasus Suap Vonis Lepas CPO: Dari Rumah Mewah jadi Mess
Tribunnews menelusuri lokasi proses negosiasi suap pemberian vonis lepas dengan mendatangi restoran tersebut.
Lokasi restoran itu cukup strategis. Posisinya yang berada di dekat traffic light Jalan Wolter Monginsidi dan bersebelahan dengan Gedung Mabes Polri dan PLN membuat orang yang ingin datang tak perlu sulit mencarinya.
Tampak depan, gedung bergaya semi industrial ini menyajikan pemandangan yang sejuk karena terdapat pohon bambu yang ditanam sangat rapat sebagai pengganti pagar dengan membentuk leter L.
Restoran ini terbilang mewah. Hal ini terlihat dari pengunjung yang datang yang mayoritas menggunakan mobil dibanding sepeda motor yang terparkir di bagian terasnya.

Setelah masuk melalui pintu kayu dengan kaca di bagian kiri dan kanannya, seorang pelayan dengan ramah pun menyambut. Mereka akan mengantarkan pengunjung ke meja makan.
Suasana di dalam restoran pun didesain homey, sehingga membuat pengunjung nyaman untuk berlama-lama. Akan tetapi, ketika datang jam makan siang, waktu pengunjung dibatasi selama dua jam saja.
Hal ini karena restoran tersebut cukup dipadati sejumlah orang berpakaian rapi yang mayoritas sambil bekerja di depan laptopnya atau sekedar berbicara soal bisnis.
Baca juga: Soroti Hakim Tersangka Vonis Lepas CPO, ICW: 29 Wakil Tuhan Disuap sejak 2011-2024, Total Rp107 M
Ketika duduk, pelanggan pun langsung disuguhi buku dengan pilihan menu masakan Nusantara dan Western yang bervariatif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.