Polisi Gugur Ditembak di Lampung
5 Fakta Rekonstruksi Penembakan 3 Polisi di Way Kanan: Kopda Basarsyah Tembak AKP Lusiyanto 3 Kali
Berikut 5 fakta baru yang terungkap dalam rekonstruksi penembakan terhadap 3 polisi di Lampung oleh Kopda Basarsyah yang digelar hari ini.
TRIBUNNEWS.COM - Rekonstruksi terkait penembakan terhadap tiga polisi oleh anggota TNI, Kopda Basarsyah, saat pembubaran judi sabung ayam di Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, digelar pada Kamis (17/4/2025) di Satlog Danbekang, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung.
Dalam rekonstruksi tersebut, ada 71 adegan yang diperagakan oleh Kopda Basarsyah dalam tiga jam.
Adapun rekonstruksi tersebut digelar selama tiga jam dari pukul 08.00-11.10 WIB.
Lalu, ada beberapa fakta yang terungkap terkait penembakan oleh Kopda Basarsyah terhadap tiga polisi yaitu Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto; Aiptu Anumerta Petrus Apriyanto; dan Briptu Anumerta Ghalib Surya Ganta.
Contohnya, ternyata Kopda Basarsyah memang sudah membawa senapan dari rumah sebelum datang ke lokasi judi sabung ayam.
Selain itu, terungkap pula dirinya menembak sebanyak delapan kali. Lalu, adapula fakta di mana tidak ada peluru di senjata Briptu Ghalib saat akan melakukan pengejaran.
Selengkapnya berikut fakta-fakta yang terungkap saat digelarnya rekonstruksi:
1. Kopda Basarsyah Bawa Senpi dari Rumah, Diambil di Plafon
Dikutip dari Tribun Lampung, rekonstruksi yang digelar menunjukkan Kopda Basarsyah telah membawa senapan dari rumah.
Pada adegan tersebut, Kopda Basarsyah mengambil senapan miliknya tersebut di plafon kamar belakang rumahnya.
Baca juga: Istri AKP Lusiyanto Disebut Diadang Oknum Polisi saat Akan ke Jakarta: Dipaksa Putar Balik
Kemudian, adegan berlanjut dengan dirinya membawa senjata dan menaruhnya di bagian belakang mobil Hilux miliknya.
Lalu, pada adegan ketiga, Kopda Basarsyah pergi ke lokasi judi sabung ayam dan tiba sekira pukul 10.00 WIB.
2. 3 Polisi Ditembak Berurutan, AKP Lusiyanto Kena Peluru 3 Kali
Selain itu, terungkap pula urutan tiga polisi yang ditembak oleh Kopda Basarsyah saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam pada 17 Maret 2025 lalu.
Adapun korban pertama adalah Aipda Petrus Apriyanto. Dia ditembak sebanyak dua kali ketika akan mendekati Kopda Basarsyah.
"Tersangka melihat korban 1 (Aipda Petrus), lalu menembak sebanyak dua kali," kata Komandan Satuan Pelaksana Penyidikan (Dansatlak Idik) Denpom II/3 Lampung, Kapten CPM Kurinci, yang memimpin rekonstruksi.
Lalu, korban kedua adalah AKP Lusiyanto. Pada momen tersebut, dirinya sempat melihat Kopda Basarsyah memegang senjata.
Kemudian, AKP Lusiyanto mengarahkan pistol jenis revolver miliknya ke arah Kopda Basarsyah.
Nahas, sebelum sempat menembak, dirinya terlebih dahulu ditembak sebanyak tiga kali oleh Kopda Basarsyah dan berujung tewas.
Selanjutnya, korban terakhir adalah Briptu Ghalib. Dirinya ditembak oleh Kopda Basarsyah saat akan melumpuhkan tersangka lainnya yaitu Peltu Lubis yang hendak kabur.
Dalam rekonstruksi tersebut, Kopda Basarsya melesakan tembakan ke arah Briptu Ghalib sebanyak tiga kali.
3. Briptu Ghalib Bawa Senjata Tanpa Peluru
Lalu, terungkap pula, senjata yang dibawa Briptu Ghalib saat melakukan penggerebekan tidak terisi peluru.
Hal ini diketahui ketika adegan 60 diperagakan. Kurinci yang memimpin rekonstruksi menyebut saksi 19 sempat mengambil senjata milik Ghalib setelah tewas ditembak Kopda Basarsyah.
Namun, saat dicek, ternyata senjata tersebut tidak terisi peluru.
4. Ada Anggota Polda Sumsel Jual 2 Ayam
Fakta lainnya yang terungkap dalam rekonstruksi yaitu ketika anggota Polda Sumsel, Aiptu Kapri Sucipto, ternyata sempat menjual dua ayam saat datang ke lokasi judi sabung ayam.
Hal ini diketahui ketika rekonstruksi memasuki adegan ke 15.
Dalam adegan tersebut, Kapri tiba di lokasi judi sabung ayam pada pukul 16.00 WIB.
"Pukul 16.00 WIB, saksi 24 (Aiptu Kapri Sucipto) dari Polda Sumsel datang menggunakan Daihatsu Sigra putih dengan membawa 2 ekor ayam. Saksi 24 menjual ayam lalu beristirahat di warung," kata Kurinci.
5. Keluarga Korban Anggap Rekonstruksi Banyak yang Janggal
Keluarga korban pun menanggapi terkait rekonstruksi yang digelar har ini yang menurutnya banyak kejanggalan.
Kakak Bripka Petrus Apriyanto, Haryanti, mengatakan ada kejanggalan ketika adiknya disebut melakukan pengejaran sebelum ditembak.
Padahal, menurutnya, hal tersebut tidak pernah dilakukan oelh Bripka Petrus.
"Kata mereka, anak saya mengejar mereka. Padahal tidak benar itu dan tidak ada," ucap Haryanti.
Hal serupa juga disampaikan ibu Bripda Ghalib, Suryalina yang turut menyaksikan rekonstruksi.
Dia menganggap rekonstruksi yang digelar penuh dengan fitnah kepada anaknya.
Suryalina mengatakan tidak ada fakta di mana Bripda Ghalib melakukan penembakan terlebih dahulu.
"Pelaku itu pembunuh yang biadab. Masih dibilang anak saya menembak duluan. Itu tidak ada. Saya sudah tanya ke temennya yang menjadi saksinya langsung dan tidak ada," kata Suryalina.
"Kejam sekali mereka yang membunuh anak saya. Katanya (Ghalib) mengejar terus nembak. Padahal masih utuh itu pelurunya," beber Suryalina.
Sementara, keponakan AKP Lusiyanto, Sapril, mengungkapkan rekonstruksi yang digelar hari ini membingungkan. Dia menganggap banyak adegan dalam rekonstruksi yang tidak sesuai.
"Kami tidak mengklaim tidak sesuai. Tapi memang tidak sesuai dengan fakta yang ada," kata Sapril.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Lampung dengan judul "71 Adegan Diperagakan Selama Tiga Jam dalam Rekonstruksi Penembakan 3 Polisi di Way Kanan"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Lampung/Bayu Saputra/Kiki Novilia/Robertus Didik Budiawan Cahyono)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.