Sabtu, 13 September 2025

Penulisan Ulang Sejarah RI

Fadli Zon Klarifikasi soal Pemerkosaan Mei 1998: Temuan TGPF Tak Sebut Nama

Fadli Zon mengakui ada kekerasan seksual saat peristiwa Mei 1998. Namun, tidak ada data valid hingga menyebut ada pemerkosaan massal.

|
Tribunnews/Jeprima
FADLI ZON - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon memberikan kata sambutan pada acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangrila, Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025). Fadli Zon mengakui terkait adanya kekerasan seksual saat peristiwa Mei 1998. Namun, dia menegaskan tidak ada data valid termasuk dari TGPF sehingga peristiwa kekerasan seksual itu sampai disebut pemerkosaan massal. Hal ini disampaikannya dalam cuitan di akun X, Senin (16/6/2025). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, memberikan klarifikasi terkait pernyataannya di sebuah wawancara yang menyebut tidak adanya bukti pemerkosaan dalam tragedi Mei 1998.

Adapun pernyataannya tersebut menimbulkan polemik hingga kecaman dari berbagai pihak.

Dalam klarifikasinya, Fadli mengungkapkan diksi 'massal' yang disematkan dalam peristiwa pemerkosaan saat tragedi Mei 1998, memang masih menjadi perdebatan.

"Istilah 'massal' telah menjadi pokok perdebatan di kalangan akademik dan masyarakat selama lebih dari dua dekade, sehingga sensitivitas seputar terminologi tersebut harus dikelola dengan bijak dan empatik," jelasnya, dikutip dari akun X pribadinya, Senin (16/6/2025).

Fadli pun mengakui, kekerasan seksual memang terjadi saat tragedi Mei 1998.

Namun, dia menegaskan penyebutan diksi terjadi pemerkosaan massal saat itu harus digunakan secara hati-hati.

Sebab, menurutnya, belum ada data yang komprehensif terkait peristiwa tersebut.

Fadli juga menegaskan pernyataannya dalam sebuah wawancara tersebut bukan sebagai bentuk penyangkalan terkait terjadinya kekerasan seksual saat tragedi Mei 1998.

Hanya saja, dia ingin agar sejarah diketahui masyarakat lewat fakta-fakta hukum dan bukti yang telah diuji secara akademik dan legal.

Hal tersebut, sambung Fadli, dinilai penting demi penulisan sejarah yang lebih komprehensif.

"Pernyataan saya dalam sebuah wawancara publik menyoroti secara spesifik perlunya ketelitian dan kerangka kehati-hatian akademik dalam penggunaan istilah 'perkosaan massal', yang dapat memiliki implikasi serius terhadap karakter kolektif bangsa dan membutuhkan verifikasi berbasis fakta yang kuat," bebernya.

Baca juga: 7 Pihak Semprot Fadli Zon yang Bilang Rudapaksa Mei 1998 Hanya Rumor, Ragu Bukti TPGF dan Habibie?

Fadli lantas mengomentari soal temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kekerasan seksual yang terjadi saat peristiwa Mei 1998.

Menurutnya, temuan TGPF belum kuat dalam segi data karena tidak tercantum nama korban hingga sosok pelakunya.

"Di sinilah perlu kehati-hatian dan ketelitian karena menyangkut kebenaran dan nama baik bangsa. Jangan sampai kita mempermalukan nama bangsa," tuturnya.

Fadli juga menyebut masih adanya silang pendapat dan beragam perspektif di antara para pihak soal ada atau tidaknya pemerkosaan massal saat tragedi Mei 1998.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan