Tunjangan DPR RI
Demo Besar di DPR Memanas, Legislator Minta Aparat Tak Represif
Demo makin panas, motor dibakar, gas air mata ditembakkan. Anggota DPR ini justru minta aparat lebih persuasif. Ironi atau harapan?
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ketegangan di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025), terus meningkat seiring aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil yang memprotes kinerja parlemen.
Di tengah situasi yang memanas, anggota Komisi II DPR RI Aria Bima menyampaikan peringatan tegas kepada aparat penegak hukum agar tidak bertindak represif terhadap massa aksi.
“Saya melihat di layar iPad saya ini mulai ada hal-hal yang cukup mengkhawatirkan dengan berbagai tindakan anarkis dan represifnya,” ujar Aria dalam rapat Komisi II DPR RI, Senayan, Senin siang.
Pernyataan itu muncul setelah laporan kericuhan di lapangan menunjukkan eskalasi. Satu unit sepeda motor dilaporkan dibakar massa, sementara sejumlah fasilitas di area pengamanan DPR rusak, termasuk komputer dan kaca posko pamdal. Aparat kepolisian juga beberapa kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Aria, yang berasal dari Fraksi PDI Perjuangan, menegaskan bahwa penyampaian aspirasi harus tetap dalam koridor hukum dan tidak anarkis. Namun ia juga menekankan bahwa aparat harus mengedepankan pendekatan humanis.
“Jangan anarki untuk saudara-saudaraku yang saat ini sedang melakukan demo di depan gedung DPR,” ucapnya.
“Kemudian mohon sekali untuk aparat, kami harapkan juga tidak represif sehingga suasana lebih kondusif. Lakukan cara-cara yang lebih persuasif.”
Baca juga: Puan dan Elite KIM Terima Penghargaan dari Prabowo di Tengah Demo Soroti DPR
Aksi demonstrasi yang berlangsung sejak pagi hari itu merupakan bagian dari gelombang protes bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia”, yang menuntut transparansi dan akuntabilitas DPR dalam pengambilan kebijakan, termasuk soal kenaikan tunjangan anggota dewan.
Meski belum ada laporan korban jiwa, suasana di sekitar Kompleks Parlemen sempat mencekam. Massa sempat dipukul mundur dari gerbang utama, namun kembali berkumpul di Gerbang Pancasila, dekat lapangan tembak Senayan.
Pernyataan Aria Bima menjadi sorotan karena disampaikan langsung dari ruang rapat DPR saat demonstrasi berlangsung di luar gedung.
Anggota Komisi II DPR RI itu mengingatkan bahwa ruang demokrasi harus tetap terbuka, dan penyampaian aspirasi tidak boleh dibalas dengan kekerasan.
“Harapan suasana kita di ruangan ini tentu tidak lepas dari saudara-saudara kita yang mahasiswa yang melakukan demo di luar. Lewat forum yang terhormat ini kami berharap untuk demo-demo yang ada, sampaikan aspirasi itu sesuai dengan ketentuan dan kehendak para pendemo,” kata Aria.
Tunjangan DPR RI
5 Hal Diketahui Sejauh Ini soal Demo di Depan Gedung Parlemen, Mahasiswa Harap DPR Temui Massa |
---|
Demo di DPR: Massa Tagih Janji Puan yang Sebut DPR Akan Terbuka Lebar untuk Terima Kritik dan Saran |
---|
Ratusan Pendemo Dipukul Mundur ke Arah Slipi dari Stasiun Palmerah, Bus Trans Jakarta Masuk Tol |
---|
Posko Pamdal di Pintu Masuk Gedung DPR Jadi Sasaran Demonstran, Kaca Hingga Komputer Rusak |
---|
Kericuhan Pecah di Pintu Belakang DPR, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Massa yang Mayoritas Pelajar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.