Rabu, 3 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Jan Maringka: Situasi Semakin Kondusif, Cerminan Rakyat Cinta Damai, Menolak Aksi Kekerasan

Ketua Umum Pengurus Presidium PNI Dr. Jan S. Maringka, SH, MH, merespon positif mulai redanya aksi-aksi unjuk rasa

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
istimewa
Ketua Umum Pengurus Presidium Persatuan Nusantara Indonesia (PNI) Dr. Jan S. Maringka, SH, MH, 

Memang situasi ini kata dia, merupakan dampak arogansi sejumlah pejabat dan kevakuman fungsi pengamanan keamanan Sehingga menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat, yang takut dan kuatir akan terjadi kembali peristiwa tragedi Mei 1998 lalu.

"Stop kekerasan, jaga perdamaian, jaga Indonesia. Saatnya kita bersatu padu kembali menjaga dan membangun Indonesia lebih baik dan lebih maju menjadi negara besar di asia dan di dunia," pungkas Jan Maringka.

Situasi Terkini Pasca Demonstrasi 

Dalam perkembangan terbaru, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta bernama Rheza Sendy Pratama kehilangan nyawa setelah bentrok dengan aparat di sekitar Polda DIY, Minggu (31/08).

Pria berumur 21 tahun itu tewas dalam keadaan babak belur, kata ayahnya, Yoyon Surono.

Saat mengambil jenazah putranya di rumah sakit, Yoyon menuturkan dia harus menandatangani surat pernyataan. Dimana intinya pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai murni musibah dan tidak akan menuntut kepada pihak mana pun.

Hingga Minggu (31/08) malam, setidaknya enam orang telah kehilangan nyawa dalam rangkaian unjuk rasa di berbagai kota selama empat hari terakhir.

Selain Rheza, yang korban tewas lainnya adalah Affan Kurniawan di Jakarta, serta lima orang di Makassar, yakni Sarina Wati, Saiful Akbar, Rusdamdiansyah, dan Muhammad Akbar Basri di Makassar.

Pada saat yang sama, rumah yang disebut milik Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga disasar massa, Minggu (31/8) dini hari.

Rangkaian peristiwa ini didokumentasikan dalam video-video yang beredar di media sosial. Pada jam-jam sebelumnya, rumah anggota DPR Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya juga dijarah massa.

Jan Maringka, menilai bahwa sumber kekacauan ini disebabkan adanya kevakuman pengendali keamanan, tersiar berita bahwa TNI tidak keluar barak pada waktu tertentu membuat Polri seolah bekerja sendiri menghadapi amuk massa.

Meskipun dia tidak membenarkan penjarahan, Jan Maringka perlu ditekankan adanya evaluasi kebijakan dan sikap represif yang terukur dari pemerintah soal ini.

"Kedepan semua kebijakan harus ditempatkan pada kepentingan rakyat. Legislatif dan yudikatif kedepan jangan jadi institusi yang pro-kekuasaan," imbuhnya.

Jan Maringka juga mengingatkan, adanya ketidakstabilan sosial politik bisa saja berlanjut. Jika hal ini terjadi, dampaknya tidak hanya terasa di pasar saham, akan tetapi juga pada nilai tukar rupiah dan iklim investasi.

"Adanya krisis politik dapat menyebabkan krisis ekonomi yang bisa menjadi pra-krisis di multi sektoral. Hal mengingatkan kita pada masa tragedi Mei 1998 yang menyebabkan kerusuhan dan kerugian dimana-mana," pesannya.

Prabowo Subianto Desak Kapolri Tindak Tegas Pelaku Anarkis 

Usai berjumpa dengan para petinggi partai, Presiden Prabowo Subianto kembali menekankan perintahnya, untuk menindak tegas upaya pengerusakan dan penjarahan sesuai hukum yang berlaku.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan