Kamis, 4 September 2025

Tunjangan DPR RI

Di Hadapan Dasco, Saan dan Cucun, Mahasiswa Protes Tunjangan DPR hingga Legislator Joget-joget

Mereka membacakan sejumlah tuntutan di hadapan tiga Wakil Ketua DPR RI, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurijal.

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Reza Deni
PROTES MAHASISWA - Perwakilan mahasiswa Trisakti saat menyampaikan protes dan tuntutan kepada pimpinan DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elemen mahasiswa melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hingga organisasi aktivis sejumlah kampus di Indonesia beraudiensi dengan para pimpinan DPR RI, di Ruang Abdul Muis, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Hal itu terjadi setelah gelombang demonstrasi hingga kerusuhan yang dilakukan massa aksi sehingga menimbulkan korban meninggal dunia.

Baca juga: Mahasiswa Desak DPR Bentuk Tim Investigasi Usut Dugaan Makar Terkait Demonstrasi di Berbagai Daerah

Beberapa elemen aktivis mahasiswa yang terlihat di lokasi antara lain BEM UI, Trisakti, GMNI, GMKI, hingga HMI.

Mereka membacakan sejumlah tuntutan di hadapan tiga Wakil Ketua DPR RI, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurijal.

Beberapa tuntutan antara lain soal pembentukan tim independen atas kematian sembilan warga sipil, termasuk Affan Kurniawan, dalam rangkaian gelombang aksi massa pada Agustus 2025.

Kemudian, mereka juga menuntut agar UU Perampasan Aset dipercepat pembahasannya. 

Poin penting yakni soal kebijakan strategis di bidang perekonomian hingga pemberantasan korupsi.

Mereka juga meminta adanya investigasi independen terkait dugaan makar di momen demo sebelumnya. Perwakilan UI juga menyoroti soal tunjangan anggota DPR RI yang fantastis.

"Ada wakil rakyat yang justru tunjangannya dinaikkan, simbolisasi joget-joget. Bapak-bapak Ibu seakan-akan melupakan kami yang seharusnya diwakilkan setiap pertemuan rapatnya," kata perwakilan mahasiswa.

Polemik tunjangan DPR RI belakangan ini memicu gelombang kritik dan demonstrasi publik yang cukup besar.

Baca juga: H-2 Deadline 17+8 Tuntutan Rakyat: Prabowo ke China, Anggota DPR Mulai Ngantor Lagi

Isu utamanya adalah tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan yang diberikan kepada anggota DPR periode 2024–2029 sebagai pengganti rumah dinas.

Selain itu, fenomena anggota DPR berjoget di ruang sidang dan acara resmi telah memicu gelombang kritik publik yang cukup besar. 

Aksi ini dianggap tidak sensitif terhadap kondisi rakyat yang sedang menghadapi berbagai kesulitan ekonomi dan sosial.

Hingga berita ini dibuat, pembacaan tuntutan masih dilakukan para perwakilan mahasiswa.

Diketahui, aksi demonstrasi besar-besaran ini terjadi setelah serangkaian peristiwa. Di DPR, sejumlah kebijakan dinilai menjadi sebabnya mulai dari gaji hingga tunjangan anggota dewan yang dinilai timpang dengan masyarakat pada umumnya.

Tak hanya sampai di sana, salah seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis Brimob Polri di kawasan Pejompongan.

Dua peristiwa itu yang kemudian membuat massa bergerak secara masif. Tak hanya di Jakarta dan sekitarnya, aksi juga meluas ke beberapa kota hingga ke provinsi lainnya. (*)

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan