Demo di Jakarta
Rumah Sri Mulyani Dijarah, Direktur Eksekutif Celios: Anomali, Masak Bisa Jadi Sasaran Amuk Massa?
Direktur Eksekutif Celios menyebut, penjarahan rumah Sri Mulyani mencerminkan ketidakpastian akan jaminan keamanan bagi investor asing.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Pravitri Retno W
Hal ini, kata Bhima, bisa memengaruhi reputasi negara di mata investor asing.
Menurutnya, posisi Menteri Keuangan RI setara dengan Wakil Presiden atau RI2, sehingga harus mendapat perlindungan dan penjagaan yang ketat.
"Anomali apa? Bahwa posisi Menteri Keuangan yang penuh risiko, posisi Menteri Keuangan yang, oke ada blundernya, tapi bagaimana pun juga Menteri Keuangan ini sebenarnya RI2," tutur Bhima.
"Saya bisa bilang Menteri Keuangan adalah RI2. Dia harus dilindungi dan dijaga oleh Presiden dengan semua kekuatan," jelasnya.
"Karena ini reputasi, reputasi dari investor, reputasi dari pelaku usaha, investor asing yang mau masuk, credit rating juga atau pemeringkat utang, lembaga internasional, mitra itu, sekarang melihat, 'Ini gimana ya Indonesia, ada rumah menteri keuangan itu dijarah,'" tambahnya.
"Berarti ini seolah Menteri Keuangan itu dibiarkan untuk menjadi korban dari massa yang marah, itu enggak boleh gitu ya," imbuh Bhima.
"Jadi semua eksekutif, pembantu. Ini kan masalah masalah keamanan, masalah security. Dan saya kira nih tekanan ke depan dari pengelolaan APBN terutama makin berat," katanya.

Bhima menegaskan, penjagaan dan keamanan terhadap semua menteri, termasuk Menteri Keuangan RI, seharusnya menjadi prioritas utama ke depannya.
"Maka, enggak boleh lagi ada kejadian di mana keamanan pembantu presiden, khususnya Menteri Keuangan itu, menjadi bukan prioritas. Ini kita juga cukup kecewa dengan kejadian kemarin," tegasnya.
Rumah Menteri Keuangan RI Dijarah, Jaminan Keamanan bagi Investor Dipertanyakan
Bhima juga menyebut, dijarahnya rumah Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, mencerminkan ketidakpastian akan jaminan keamanan bagi investor asing untuk menanam modal ke Indonesia.
"Jadi kan kalau Rumah Menteri Keuangan saja diserang, dijarah begitu, apa jaminan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia?" tanya Bhima, retoris.
"Apalagi investor nanam modalnya untuk 30 tahun, 40 tahun ke depan," lanjutnya.

Ketiadaan jaminan keamanan nasional, kata Bhima, jelas memengaruhi daya saing Indonesia untuk menarik investor asing.
Sehingga, Bhima berharap, aksi penjarahan di rumah menteri tidak terulang lagi, karena hal tersebut bisa memengaruhi citra Indonesia di mata internasional.
"Nah, ini kan masuk pada masalah daya saing. Daya saing itu salah satunya adalah stabilitas politik dan salah satu masalah daya saing adalah soal masalah faktor keamanan," papar Bhima.
Sumber: TribunSolo.com
Demo di Jakarta
Selain Jam Tangan Mewah Sahroni, Ada Bantal dan Foto Keluarga yang Juga Sudah Dikembalikan Warga |
---|
Respons Rektor, Gubernur Jabar, hingga Mendikti soal Kericuhan di Unisba-Unpas |
---|
Situasi Jakarta Hari Ini Kondusif, Pekerja Mulai Masuk Kantor, KRL Padat dan Jalanan Ramai Lancar |
---|
Polisi Dalami Pihak yang Diduga Iming-imingi Sejumlah Uang ke Massa Aksi Anarkis |
---|
Diduga Ada Provokator Penjarahan Rumah Uya Kuya, Pelaku Masih Diburu Polisi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.