Senin, 15 September 2025

Eks Wakil Ketua KPK Laode M Syarif: Reformasi Internal Polri Tidak Jalan dalam 10 Tahun Terakhir

Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode M Syarif menekankan pentingnya pembentukan komisi reformasi Polri, sesuai usulan Gerakan Nurani Bangsa (GNB).

Tribunnews.com/ Gita Irawan
REFORMASI POLRI - Dalam foto: Mantan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di sela-sela acara Integrity Constitutional Discussion #9 bertajuk "Oligarki, Sumber Daya Alam, dan Ancamannya Terhadap Pemilu 2024" di Jakarta Pusat pada Kamis (2/2/2023). Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 Laode M Syarif menekankan pentingnya pembentukan komisi reformasi Polri. 

Tuntutan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai isu seperti kekerasan aparat (khususnya dalam pengendalian massa demonstrasi), kurangnya akuntabilitas, dan kebutuhan peningkatan profesionalitas Polri.

Tuntutan ini menjadi sorotan utama setelah kerusuhan demonstrasi pada 25-29 Agustus 2025, yang menimbulkan korban jiwa, luka-luka, dan kerusakan fasilitas umum.

Termasuk kasus tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Rimueng dengan nomor polisi PJJ 17713-VII milik Brimob Polri, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.

Demonstrasi Akhir Agustus 2025: 3.000 Orang Lebih Ditangkap, 10 Korban Jiwa

Di tengah masifnya gelombang demonstrasi menolak gaji dan tunjangan anggota DPR RI dan dipicu semakin keras oleh tragedi tewasnya Affan Kurniawan di berbagai wilayah Indonesia, sejumlah peserta aksi demo ditangkap aparat, dan ada korban jiwa.

Data terbaru dari YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) mencatat, setidaknya ada 3.337 peserta aksi yang ditangkap polisi selama periode 25 – 31 Agustus 2025 di 20 kota.

Yakni, Jakarta, Depok, Semarang, Cengkareng, Kab. Bogor, Yogyakarta, Magelang, Bali, Bandung, Pontianak, Medan, Sorong, Malang, Samarinda, Jambi, Surabaya, dan Malang. 

YLBHI juga mencatat data kekerasan fisik yang terjadi selama aksi.

Dikutip dari siaran pers yang dirilis pada Selasa (2/9/2025), setidaknya ada 1.042 peserta aksi dilarikan ke rumah sakit di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bali, Bandung, Medan, Sorong, dan Malang karena luka-luka akibat kekerasan aparat.

Angka tersebut belum termasuk mereka yang disiksa ketika dilakukan penangkapan.

Aksi demonstrasi yang merebak dan berubah menjadi kerusuhan juga memakan korban meninggal dunia sebanyak 10 orang per 1 September 2025.

  1. Affan Kurniawan (21), driver ojek online: tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Barracuda Brimob saat demonstrasi di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025). Affan tidak terlibat langsung dalam aksi, melainkan sedang mengantar pesanan makanan.
  2. Sarina Wati (25), pegawai DPRD Makassar: tewas setelah terjebak dalam kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, Jumat (29/8/2025).
  3. Syaiful Akbar (43), Plt. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah: tewas setelah melompat dari lantai empat Gedung DPRD Kota Makassar untuk menyelamatkan diri dari kebakaran yang dipicu massa demonstran, Jumat (29/8/2025).
  4. Muhammad Akbar Basri (26), Staf Humas DPRD Makassar: tewas setelah terjebak dalam kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, ditemukan hangus terbakar di lantai tiga, Jumat (29/8/2025).
  5. Rusdamdiansyah (25), ojek online: tewas setelah diduga dikeroyok massa di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, setelah dituduh sebagai intel aparat, Jumat (29/8/2025).
  6. Sumari (60), tukang becak: tewas diduga akibat paparan gas air mata selama kericuhan di Bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025). Ia memiliki riwayat penyakit jantung dan asma, ditemukan lemas, muntah, dan memegang dada sebelum meninggal di RSUD Dr. Moewardi. 
  7. Rheza Shendy Pratama (21), mahasiswa Universitas AMIKOM Yogyakarta: tewas diduga akibat penganiayaan selama bentrokan dengan aparat di kawasan Ring Road Utara, depan Markas Polda DIY, Yogyakarta, Minggu (30/8/2025).
  8. Andika Lutfi Falah (16), pelajar asal Tangerang: tewas seusai ikut demonstrasi pada Jumat, (29/8/2025). Ia menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit AL Mintohardjo pada Senin, (1/9/2025).
  9. Iko Juliant Junior (19), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes): tewas pada Minggu (31/8/2025) setelah diantar anggota Brimob Polda Jawa Tengah ke RSUP Dr Kariadi, Semarang, dalam kondisi kritis. Menurut keterangan polisi yang mengantarnya, Iko mengalami kecelakaan lalu lintas. Namun, kematian Iko dinilai penuh kejanggalan karena sebelum meninggal ia sempat mengigau memohon agar tidak dipukuli.
  10. Septinus Sesa, warga sipil di Manokwari, Papua Barat: diduga tewas karena terpapar gas air mata pada Kamis (28/8/2025) seusai mengikuti unjuk rasa yang berakhir ricuh dengan aparat.

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan