Rabu, 8 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Celios: Ketika Program MBG Tidak Tepat Sasaran, Sektor Pendidikan Menjadi Korban

Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar mengatakan program MBG ini menimbulkan mengorbankan pos anggaran pendidikan.

Penulis: Reza Deni
TribunPadang.com/Panji Rahmat
KERACUNAN MBG AGAM - Pasien mendapatkan perawatan diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (2/10/2025). Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat lebih membutuhkan beasiswa dibanding program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat lebih membutuhkan beasiswa dibanding program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program Makan Bergizi Gratis adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi secara cuma-cuma kepada anak-anak sekolah, terutama di jenjang pendidikan dasar.

Baca juga: BGN Catat 10.681 SPPG Sudah Beroperasi Jalankan Program MBG

Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi, mencegah stunting, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar mengatakan program MBG ini menimbulkan mengorbankan pos anggaran pendidikan.

Baca juga: Sejumlah Lembaga Sipil Kompak Bentuk MBG Watch, Publik Bisa Pantau hingga Adukan Soal Isu MBG 

Celios adalah lembaga riset independen di Indonesia yang fokus pada kajian ekonomi, hukum, dan kebijakan publik, dengan pendekatan interdisipliner untuk mendorong keadilan fiskal dan transisi energi yang berkelanjutan.

Menurutnya, sebagian dana MBG bersumber dari anggaran pendidikan yang seharusnya dialokasikan untuk mendukung program beasiswa mahasiswa.

"Beberapa kampus sudah mengalami pengurangan alokasi biaya beasiswa untuk mahasiswa, bahkan mencapai 50 persen. Ketika program MBG tidak tepat sasaran, maka sektor lain seperti pendidikan menjadi korban," kata Media dalam acara peluncuran MBG Watch di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

Media juga menyebut bahwa masyarakat sebenarnya lebih ingin bentuk bantuan yang langsung dirasakan manfaatnya.

Dalam survei Celios, dia bilang responden diminta memilih lima jenis bantuan, di antaranya bantuan tunai (cash transfer), beasiswa pendidikan, bantuan kesenangan anak, bantuan kebutuhan pendidikan, dan program MBG

MBG pun menempati posisi terakhir dalam preferensi masyarakat.

Celios juga melakukan simulasi terhadap nilai ekonomi dari anggaran MBG

Hasilnya, jika dana program tersebut dialihkan menjadi bantuan tunai, masyarakat miskin dapat menerima sekitar Rp50 ribu per hari, jauh lebih besar dibandingkan nilai manfaat MBG yang hanya sekitar Rp10 ribu per porsi.

"Kalau program ini diganti dengan cash transfer, penerima bisa memperoleh manfaat lima kali lipat lebih besar,” kata dia.

Baca juga: 192 Siswa SMP di Salatiga Sakit Usai Santap MBG Sepulang Kemah, Awalnya Dikira Kelelahan

Sebelumnya, Sejumlah lembaga koalisi masyarakat sipil merespons maraknya kasus keracunan dan sejumlah polemik lain dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan cara meluncurkan MBG Watch.

MBG Watch diakses lewat mbgwatchorg, merupakan situs yang diinisiasi sejumlah lembaga sipil, di antaranya Celios, Unitrend, Lapor Sehat, LBH Jakarta, Transparency International Indonesia, dan Bareng Warga, untuk memantau, mengadu, mengawasi, dan melaporkan perkembangan sejumlah isu terkait program MBG kepada publik secara real time.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved