Program Makan Bergizi Gratis
Viral Menu MBG di Depok Isi Irisan Kentang dan Pangsit Kosong, Begini Kata BGN
Belum selesai kasus keracunan massal, kini menu MBG viral lagi. Kentang dan pangsit jadi sorotan, BGN turun tangan.
Ringkasan Utama
- Foto menu MBG di Depok viral karena dinilai minim gizi dan tidak layak konsumsi anak sekolah.
- BGN menyelidiki langsung dan menyebut isi pangsit sebenarnya mengandung protein.
- Belum selesai kasus keracunan massal, program MBG kembali disorot publik dan dievaluasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Belum reda kasus keracunan massal akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ribuan siswa di sejumlah daerah, program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan.
Kali ini, publik mempertanyakan kelayakan gizi dari menu MBG di Depok, Jawa Barat, setelah beredar foto yang menunjukkan isi makanan hanya berupa tiga iris kentang rebus dan satu pangsit goreng.
Menu tersebut disajikan dalam wadah ompreng stainless, dilengkapi beberapa iris wortel rebus, satu buah jeruk, dan satu sachet saus tomat.
Unggahan foto itu viral di media sosial dan memicu kritik terhadap kualitas layanan gizi anak sekolah.
Menanggapi viralnya unggahan tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) menurunkan Tim Investigasi Independen ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mampang 1 Depok pada Selasa (7/10/2025).
Menu yang disajikan saat inspeksi terdiri dari pangsit goreng berisi tahu, telur, dan ayam, kentang rebus, wortel rebus, pisang, dan saus tomat.
“Pangsit goreng itu sesungguhnya tidak hanya kulit pangsit, namun juga berisi tahu, telur, dan ayam,” ujar Raniah Salsabila, anggota Tim Investigasi BGN.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan kentang sebagai pengganti nasi dilakukan untuk mengurangi sisa makanan terbuang (food waste), yang sebelumnya banyak berasal dari nasi dan sayur.
“Kami meninjau kesesuaian menu yang beredar di media dengan yang didistribusikan ke sekolah pada Senin, 6 Oktober,” tambahnya.
Tim menyimpulkan bahwa meski tampilan menu tampak sederhana, kandungan protein dan karbohidrat tetap ada.
Namun, BGN tetap merekomendasikan evaluasi menu dan porsi makanan agar lebih sesuai dengan kebutuhan gizi anak sekolah.
Baca juga: MBG Watch Kritisi Peran Militer di Program Gizi Nasional: Apa Urgensinya?
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa setiap SPPG wajib mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan memenuhi tingkat kecukupan gizi yang telah ditetapkan.
“SPPG harus menjadi garda terdepan dalam menjaga mutu layanan gizi. Setiap dapur wajib memastikan menu yang disajikan tidak hanya aman dan higienis, tetapi juga memenuhi komposisi gizi yang cukup bagi penerima manfaat,” kata Hida.
Dari sisi fasilitas, dapur SPPG Mampang 1 dinilai cukup layak, meski beberapa aspek infrastruktur masih perlu dilengkapi agar lebih sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Program MBG.
BGN menyatakan akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi agar kualitas layanan tetap terjaga dan sesuai standar.
Program MBG merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk meningkatkan akses gizi anak sekolah, terutama di wilayah urban dan padat penduduk.
BGN menegaskan bahwa persepsi publik terhadap tampilan menu harus diimbangi dengan pemahaman terhadap komposisi dan tujuan penyajian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.