Selasa, 28 Oktober 2025

Bahlil Respons Ramai Diejek Lewat Meme: Orang Ganteng Belum Tentu Cerdas Pikirannya

Bahlil Lahadalia menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Erik S
Diaz/Tribunnews
TANGGAPI MEME- Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial. Ia menyebut sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil dan memilih untuk memaafkan pihak-pihak yang menyerangnya. 

Ringkasan Berita:
  • Bahlil mengaku sudah terbiasa dihina sejak kecil
  • Bahlil menegaskan bahwa kritik seharusnya diarahkan pada kebijakan, bukan pada fisik
  • Bahlil berharap masyarakat bisa lebih bijak dan menjaga etika dalam berekspresi di ruang publik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial. Ia menyebut sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil dan memilih memaafkan pihak-pihak yang menyerangnya.

“Saya jujur mengatakan begini ya, kalau meme ke pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil. Karena saya kan bukan anak pejabat, saya kan anak orang dari kampung. Ibu saya kan memang hanya buruh cuci di rumah orang. Ayah saya buruh bangunan. Jadi hinaan itu terjadi sejak saya SD, masih kecil. Jadi menurut saya itu nggak apa-apalah,” ujar Bahlil Lahadalia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Namun begitu, Bahlil menegaskan bahwa kritik seharusnya diarahkan pada kebijakan, bukan pada fisik, ras, atau latar belakang pribadi seseorang.

Baca juga: Golkar Tegaskan Bahlil Tidak Perintahkan Kader Lapor Akun Pembuat Meme 

“Sebenarnya kalau kritisi kebijakan itu nggak apa-apa. Tapi kalau sudah pribadi, sudah mengarah ke rasis, itu menurut saya nggak bagus lah,” katanya.

Menteri ESDM itu juga menyindir perilaku publik yang menilai seseorang dari penampilan fisiknya. Baginya, orang yang berpenampilan menarik belum tentu memiliki kecerdasan pikiran. 

“Belum tentu orang ganteng itu cerdas pikirannya. Belum tentu orang yang tidak sempurna tubuhnya itu jelek pikirannya,” kata Bahlil.

Bahlil menekankan bahwa ukuran kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh rupa. Akan tetapi, lanjut dia, kemuliaan hanya bisa diukur oleh moral dan tindakan yang baik.

“Yang bisa membedakan kemuliaan orang, manusia di muka bumi, hanyalah dia dengan Tuhan. Kita gak boleh menilai, melebihi batas kemampuan kita. Biarlah Allah yang akan melakukan itu semua,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ia berharap masyarakat bisa lebih bijak dan menjaga etika dalam berekspresi di ruang publik, terutama menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda.

“Kita ini kan sumpah pemuda kan, 28 Oktober tahun 28 kan sudah, ini masih dalam suasana menjelang sumpah pemuda. Kita kan sudah mengikrarkan diri. Kita berbeda-beda, tetap satu. Satu bahasa, satu tanah air, satu nusa, satu bangsa,” pungkasnya.

Rendahkan Martabat Bahlil

Adapun pada Senin (20/10/2025), AMPG mendatangi Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi sekaligus melaporkan beberapa akun media sosial yang dianggap menyerang kehormatan dan martabat Bahlil.

Wakil Ketua Umum AMPG, Sedek Bahta menegaskan ihwal laporan ini akibat pemilik akun media sosial yang tidak disebutkan namanya telah merendahkan martabat Bahlil.

"Kami melaporkan beberapa akun media sosial yang secara terstruktur dan masif belakangan ini menyerang pribadi, marwah, dan martabat Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia," kata Sedek di Polda Metro Jaya.

Baca juga: Meme yang Buat AMPG Konsultasi ke Polda Metro: Bahlil Bikin Kajian Hukum Air Zam-zam Campur Etanol

Sedek membawa sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar konten yang menyerang Bahlil.

Para pemilik akun tersebut disangkakan melanggar Pasal 27 dan 28 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), serta Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik dan penghinaan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved