Wawancara Eksklusif
Jokowi Tak Ingin Projo Jadi Partai Politik
Keinginan untuk mentransformasi Projo jadi partai politik masih sangat kuat di kalangan kader, Jokowi ngotot konsep partai super terbuka
Jawab: Tentu konsisten. Beliau konsisten masih pada tetap kawal pemerintahan Prabowo-Gibran.
Tanya: Termasuk perintah untuk mulai mengkampanyekan supaya pasangan ini di 2029 kembali maju sebagai presiden dan wapres, ada nggak sih?
Jawab: Kalau itu belum ada, belum kita bicarakan.
Tanya: Oh belum ya?
Jawab: Jadi kawal Prabowo-Gibran sampai periode ini selesai, tahun 2029. Nanti selanjutnya, oke. Memang di relawan lain Pak Jokowi ada yang mengatakan misalnya kita kawal sampai 2 periode, tetapi diskusi kemarin belum ada itu. Sampai 2029 kawal dulu ini.
Tanya: Arahan pak Jokowi supaya Projo ini bukan lagi hanya menjadi ormas, tetapi lebih tinggi lagi, misalkan jadi partai?
Jawab: Keinginan Projo menjadi partai ini sebetulnya adalah keinginan sebagian besar teman-teman di Projo, baik di cabang, di provinsi, maupun di pusat. Keinginan ini sudah lama kami sampaikan ke Pak Jokowi. "Pak, ini teman-teman pengen Projo ini kita formalkan jadi partai, Pak. Agar Bapak pimpin partai ini. Selama ini kita bermain di Pilpres, kita sekarang juga bisa bertarung memperebutkan suara di Pileg, di parlemen." Kami sampaikan seperti itu.
Tanya: Lalu?
Jawab: Persis seperti apa yang sudah berulang-ulang beliau sampaikan. Bahwa, "Kalau memang harus saya berpartai," kata dia, "saya tidak mau partai yang saya ada, saya bangun itu seperti partai-partai yang konvensional. Saya mau itu harus menjadi partai super terbuka." Itulah yang banyak kemudian di media. Maksudnya adalah benar-benar baik dari sisi transparansi, kemudian juga pengurusnya dipilih, ketua umumnya dipilih oleh semua anggota partai. Kemudian juga, misalnya, memungkinkan kantor-kantor itu dibuat secara online karena diskusinya memang untuk menghemat operasional partai.
Karena kalau seperti partai-partai konvensional, maka akan terjebak kembali dengan hal yang sama terus-terus: biaya operasional partai yang sangat besar, kemudian untuk menutupi biaya operasional ini akan terjebak di dalam kemungkinan mencari anggaran-anggaran dari APBN dan seterusnya. Itu yang Pak Jokowi tidak mau. Itulah diskusi kami waktu itu, makanya muncul pembicaraan partai super terbuka itu.
Beliau bilang, "Nah, ya bahkan coba nanti kita lihat momentum yang pas, apakah ini bisa kita deklarasikan."
Nah, kemudian kemarin kami waktu ke Solo, kami juga, Pak Jokowi ada berbicara sedikit tentang partai. Misalnya beliau sampaikan, banyak orang hebat, politisi-politisi yang mengaku hebat, yang terus menyerang saya dengan analisa-analisa yang seolah-olah luar biasa. Saya dikata-katakan ini itu, padahal realitasnya, kata beliau, bahwa saya ini yang dipilih rakyat, rakyat Indonesia yang pilih saya, bukan saya yang menunjukkan saya ini seolah-olah orang hebat. Bukan.
Rakyat yang memberikan kepercayaan kepada saya dan politisi-politisi itu tidak mau secara jujur melihat sejarah itu. Kata beliau, apa masih relevan saya mendirikan partai politik atau gabung di partai politik secara formal, karena kepercayaan rakyat, kepercayaan yang diberikan rakyat kepada saya itu sudah luar biasa.
Jadi justru itu menjadi, mungkin pergulatan di beliau, apakah masih relevan, 'gak sih, gue buat partai?' kira-kira gitu. Itu yang membuat beliau sampai sekarang tidak mendeklarasikan diri untuk menjadi kader partai tertentu, kira-kira gitu ya? Itu kata beliau, jelas.
Baca juga: Projo Pasang Badan Usai Jokowi Disorot Proyek Whoosh: Kalau Ada Bukti, Silakan Proses Hukum
Tanya: Kalau begitu, apakah Pak Jokowi juga mendorong Projo gabung aja lah ke PSI, ada gak dorongan ke sana?
							
							
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.