Megawati Sebut Kecerdasan Buatan Harus Dibatasi Etika dan Nilai Kemanusiaan
Megawati menilai dunia saat ini sedang bergerak cepat secara teknologi namun kehilangan arah secara moral.
Dengan populasi digital yang besar dan fondasi nilai kemanusiaan yang kuat, Indonesia disebut berpotensi menjadi jembatan antara kemajuan teknologi dan moralitas global.
Menurut data ITU 2025, Indonesia termasuk 10 besar negara dengan pertumbuhan AI tercepat di dunia.
Namun, belum memiliki kerangka hukum dan etika nasional yang komprehensif untuk AI.
Inilah tantangan yang disebut Megawati sebagai “panggilan moral baru” bagi bangsa-bangsa Selatan Dunia (Global South).
Megawati menegaskan bahwa yang dibutuhkan dunia saat ini bukan hanya negara superpower, tetapi ‘super-moral power’ atau kepemimpinan yang mampu menuntun arah teknologi dengan nilai kemanusiaan.
“Dunia yang baru bukanlah dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tetapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban. Mari kita bangun dunia yang tidak diatur oleh algoritma tanpa hati nurani, tetapi oleh nilai-nilai yang memuliakan kehidupan,” tegasnya.
| Debat Panas Bahas Polemik Utang Whoosh, PSI Sebut PDIP Tidak Inginkan Impian Berkelanjutan |
|
|---|
| Implementasi PP 47 Tahun 2024 Masih Rendah, PDIP Dorong Pemerintah Percepat Hapus Piutang Macet UMKM |
|
|---|
| Soal Delpedro Marhaen Tetap Tersangka, PDIP: Selama Itu Kebebasan Pendapat, Kita Berupaya Melindungi |
|
|---|
| Ribka PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Pelanggar HAM Tak Pantas |
|
|---|
| PDIP Dukung KPK Usut Dugaan Mark Up Whoosh: Megawati Sudah Ingatkan Sejak 2015 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.