Jumat, 7 November 2025

Megawati Sebut Kecerdasan Buatan Harus Dibatasi Etika dan Nilai Kemanusiaan

Megawati menilai dunia saat ini sedang bergerak cepat secara teknologi namun kehilangan arah secara moral.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
70 TAHUN KAA - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dalam seminar internasional bertema Commemorative Seminar Of The 70th Anniversary Of The 1995 Bandung Asian-African Conference ‘Bung Karno In A Global History’ di Auditorium Sukarno, di Kompleks Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). (Fransiskus Adhiyuda) 

Dengan populasi digital yang besar dan fondasi nilai kemanusiaan yang kuat, Indonesia disebut berpotensi menjadi jembatan antara kemajuan teknologi dan moralitas global.

Menurut data ITU 2025, Indonesia termasuk 10 besar negara dengan pertumbuhan AI tercepat di dunia.

Namun, belum memiliki kerangka hukum dan etika nasional yang komprehensif untuk AI.

Inilah tantangan yang disebut Megawati sebagai “panggilan moral baru” bagi bangsa-bangsa Selatan Dunia (Global South).

Megawati menegaskan bahwa yang dibutuhkan dunia saat ini bukan hanya negara superpower, tetapi ‘super-moral power’ atau kepemimpinan yang mampu menuntun arah teknologi dengan nilai kemanusiaan.

“Dunia yang baru bukanlah dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tetapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban. Mari kita bangun dunia yang tidak diatur oleh algoritma tanpa hati nurani, tetapi oleh nilai-nilai yang memuliakan kehidupan,” tegasnya.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved