Jenis Wayang Populer di Indonesia, Lengkap dengan Asal Mula Kemunculan Wayang
Hari Wayang nasional diperingati pada tanggal 7 November, berikut jenis wayang yang populer di Indonesia, lengkap dengan sejarah asal mulanya.
Merujuk berbagai prasasti, relief candi, dan karya sastra yang dijumpai, cerita wayang telah berkembang sejak era Mataram Hindu abad ke 8-9 M.
Sedangkan sebagai bentuk pertunjukan, wayang telah tumbuh berkembang pesat pada era Majapahit abad ke 14-15 M.
Perjalanan budaya wayang yang panjang dan menyebar luas ke seluruh penjuru Nusantara melahirkan beragam rupa dan corak bahan yang digunakan, cara penyajian, dan cerita yang dikemas dalam lakon pada pertunjukan.
Berdasarkan ceritanya, dikenal wayang purwa, wayang panji, wayang potehi, wayang kancil, wayang menak, dan wayang wahyu.
Dari aspek rupa ada wayang beber, wayang kulit, wayang golek, wayang klithik, dan wayang suket.
Dari aspek bahan, ada wayang yang dibuat dari kulit, kayu, rumput, dan kain.
Sementara dari asal daerahnya dikenal wayang gagrak Surakarta, wayang gagrak Yogyakarta, wayang gagrak Cirebon, wayang Bali, wayang Sasak (Lombok), wayang Madura, wayang Palembang, wayang Banjar, dan seterusnya.
Baca juga: Ira Wibowo dan Maudy Koesnaedi akan Tampil di Panggung Wayang Orang Gatotkaca
Wayang yang Populer di Indonesia
Mengutip dari buku Wayang Pengayaan Bahan Ajar Muatan Lokal, yang ditulis oleh Mikka Wildha N dkk, terbitan Kemdikbudristek tahun 2014, terdapat beberapa daftar wayang terpopuler yang ada di Indonesia.
Wayang yang terpopuler di Indonesia antara lain, Wayang Kulit Purwa Jawa, Wayang Parwa, Wayang Sasak, Wayang Golek Sunda, Wayang Banjar dan Wayang Palembang.
1. Wayang Kulit Purwa (Jawa)
Asal daerah: Jawa Tengah dan Jawa Timur
Bahan: Kulit kerbau yang dipahat dan diberi warna (disebut wayang kulit).
Tokoh cerita: Diambil dari kisah Mahabharata dan Ramayana.
Ciri khas:
- Pertunjukan menggunakan kelir (layar putih) dan blencong (lampu minyak).
- Dalang memainkan boneka wayang di balik kelir sehingga bayangannya terlihat di layar.
- Iringan gamelan Jawa dan suluk (nyanyian dalang).
- Mengandung ajaran moral, filsafat hidup, dan nilai spiritual Jawa seperti sabda pandita ratu, tata krama, dan kehalusan budi.
Makna budaya:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.