Gelar Pahlawan Nasional
Bahlil Ingatkan Jasa-jasa Soeharto untuk Negeri, Golkar Perjuangkan Jadi Pahlawan Nasional
Menurut Bahlil Soeharto berperan besar membentuk potret kebinekaan dan persatuan bangsa di tanah Papua.
Ringkasan Berita:
- Golkar setuju mantan Presiden RI Soeharto diberi gelar pahlawan nasional
- Bahlil Ketua Umum Golkar bilang jasa-jasa Soeharto untuk negeri
- Soeharto berperan besar membentuk potret kebinekaan dan persatuan bangsa di tanah Papua
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya mengingat jasa presiden ke-2 RI Soeharto, terutama melalui program transmigrasi.
Menurut dia Soeharto berperan besar membentuk potret kebinekaan dan persatuan bangsa di tanah Papua.
Hal itu disampaikan Bahlil saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Papua Selatan di Merauke, Jumat (7/11/2025).
“Begitu indahnya kita melihat keragaman, saudara kita dari Jawa memiliki peran bagi kemajuan di Merauke. Yang menampilkan tarian tadi anak-anak (dari orang tua asal) Jawa-Merauke, Manado-Merauke—bahkan sudah bercampur semua suku Nusantara di tanah ini. Itu bagian dari jasa Pak Harto dengan program transmigrasi,” kata Bahlil dalam siaran persnya.
“Potret persatuan Indonesia tercermin di Merauke. Papua Selatan provinsi NKRI. Itu semua proses yang panjang, jasa Pak Harto,” sambungnya.
Bahlil menilai program transmigrasi yang digagas Soeharto bukan hanya menggerakkan pembangunan wilayah timur Indonesia tetapi juga menanamkan semangat persaudaraan lintas suku dan daerah.
Karena itu, menurutnya, sudah sepantasnya Partai Golkar memperjuangkan agar Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
“Oleh karena itu, dengan catatan panjang, dengan kemajuan yang ditorehkan Pak Harto, yang menjaga persatuan Indonesia, menciptakan swasembada pangan, menjadikan Indonesia disegani di Asia, maka Partai Golkar mengusulkan Pak Harto menjadi pahlawan nasional,” jelasnya.
Dengan menyebut pernyataan itu sebagai bentuk penghormatan ‘dari ufuk paling timur, dari tanah NKRI Merauke’, Bahlil menyatakan menegaskan usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
Selain menyoroti warisan Soeharto, Bahlil menegaskan bahwa kehadirannya bersama jajaran pengurus pusat Partai Golkar juga menjadi simbol konsolidasi dan komitmen terhadap persatuan nasional.
Istana Sikapi Polemik Soeharto
Istana Kepresidenan RI melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menanggapi polemik rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Prasetyo mengatakan keputusan pemberian gelar pahlawan akan diumumkan pada Senin (10/11/2025) bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
“Untuk gelar pahlawan rencana akan insya Allah mungkin hari Senin. Nanti akan ada semacam keputusan pemberian gelar pahlawan nasional,” kata Prasetyo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Ketika ditanya jumlah penerima gelar tahun ini, Prasetyo menyebut angka pastinya masih belum ditetapkan.
“Total belum tahu,” ujarnya.
Menanggapi penolakan dari kelompok masyarakat sipil terkait kemungkinan Soeharto masuk daftar penerima gelar pahlawan, Prasetyo mengatakan seluruh proses telah melalui mekanisme resmi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Jadi begini, mengenai gelar pahlawan itu tentunya melalui semua prosedur,” katanya.
Ia menegaskan adanya pro dan kontra adalah hal wajar. Namun, ia mengajak masyarakat bersikap arif dalam melihat rekam jejak pemimpin bangsa.
“Bahwa ada pro kontra, bahwa ada yang mungkin setuju mungkin tidak itu bagian dari aspirasi. Tetapi marilah sekali lagi kita mengajak semuanya untuk melihat yang positif. Melihat yang baik,” jelasnya.
“Apalagi kalau bicaranya adalah itu pemimpin-pemimpin kita terdahulu. Marilah kita arif dan bijaksana belajar menjadi dewasa sebagai sebuah bangsa untuk kita menghormati dan menghargai jasa-jasa para pendahulu. Mari kita kurangi untuk selalu melihat kekurangan-kekurangan,” tutupnya.
Gelar Pahlawan Nasional
| Fadli Zon Sebut Tak Ada Bukti Soeharto Langgar HAM 1965, Padahal Jokowi Sudah Akui 12 Kasus |
|---|
| Istana Respons Polemik Gelar Pahlawan Untuk Soeharto: Mari Lihat Jasa Para Pendahulu |
|---|
| LBH Pers: Bagaimana Mungkin Orang yang Membungkam Pers Dijadikan Pahlawan? |
|---|
| Banyak Korban Berguguran di Era Tumbangnya Presiden Soeharto, Pegiat HAM Pertanyakan Komitmen Negara |
|---|
| Mereka yang Mendukung Soeharto Sandang Gelar Pahlawan Nasional, Legislator hingga Organisasi Pemuda |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.