Minggu, 9 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

Putri Gus Dur Anita Wahid: Diktator dan Pahlawan Tak Bisa Disematkan Pada Sosok yang Sama

Anita Wahid menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Ungkap masa kecil kerap terima telepon ancman.

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
GELAR PAHLAWAN - Aktivis Jaringan Gusdurian, Anita Wahid (tengah) dalam diskusi Pahlawan atau Pelanggar? Bongkar Warisan Kelam Soeharto di kawasan Blok M, Jakarta, Sabtu (8/11/2025). Ia menolak pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto. 

“Bapak sering bilang, ‘Kita siap-siap ya untuk kabur. Enggak usah bawa apa-apa, yang di badan aja.’ Padahal Bapak kan orangnya santai banget. Kalau sampai ngomong seserius itu, berarti situasinya memang genting banget,” ungkap dia.

Dia pun menegaskan, bangsa Indonesia kerap memaafkan pelaku pelanggaran masa lalu tanpa menegakkan akuntabilitas.

Padahal, kedua hal itu harus berjalan beriringan agar kesalahan serupa tidak terulang.

“Akuntabilitas itu penting, karena dari situlah kita belajar mana yang boleh dan tidak boleh terjadi lagi di negara ini,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan, warisan otoritarianisme Soeharto telah merusak institusi demokrasi dan membungkam kebebasan publik, termasuk pers dan aktivis.

“Zaman itu, kita bahkan enggak berani ngomong ke teman sendiri, apalagi mempertanyakan apa yang terjadi di negara ini. Semua orang bisa saling lapor demi keselamatannya,” kata Anita.

Tak Pernah Berjuang Demi Penghargaan

Anita juga menyinggung bahwa ayahnya, Gus Dur, tidak pernah berjuang demi penghargaan atau gelar apa pun.

“Gus Dur enggak pernah dikenal karena beliau presiden. Tapi karena he was standing with the people, berdiri bersama rakyat, membela rakyatnya. Itu yang membuat beliau dicintai,” ujar Anita.

Dia menilai, penghargaan pahlawan seharusnya diberikan bukan karena jabatan, melainkan karena jasa nyata bagi kemanusiaan dan bangsa.

“Tapi coba tanya, berapa dari kita yang bisa bilang mau meneruskan apa yang Soeharto lakukan tanpa ada agenda memperkaya diri?” ucapnya.

Soeharto masuk dalam daftar 49 nama yang diajukan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) untuk menerima gelar Pahlawan Nasional.

Dari jumlah itu, ada 24 nama diprioritaskan untuk disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Jumlah akhir penerima gelar pahlawan nasional akan ditetapkan Presiden melalui Keputusan Presiden (Keppres) jelang peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2025.

Pengumuman nama-nama pahlawan nasional kemungkinan akan disampaikan pada Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025).

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved