Gelar Pahlawan Nasional
Marsinah Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Sang Kakak Sampaikan Terima Kasih kepada Prabowo
Kakak mendiang aktivis buruh Marsinah, Marsini, menyampaikan terima kasih kepada Prabowo Subianto atas gelar pahlawan nasional sang adik.
Kakaknya bernama Marsini, dan adiknya adalah Wijiati.
Sementara itu, ayah Marsinah bernama Astin dan ibunya adalah Sumini.
Keluarga mereka tinggal di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Ketika Marsinah berusia tiga tahun, sang ibu meninggal dunia. Setelah itu, ayahnya menikah lagi.
Kemudian, Marsinah diasuh neneknya, Paerah, yang tinggal bersama paman dan bibinya.
Sejak kecil, Marsinah sudah terbiasa bekerja keras. Sepulang sekolah, ia selalu membantu neneknya menjual gabah dan jagung.
Para guru dan teman-teman di sekolah dasar (SD) tempat Marsinah belajar menceritakan, ia adalah seorang anak perempuan yang pintar, suka membaca, dan kritis.
Setamat SD, Marsinah melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Nganjuk.
Setelah lulus SMP pada 1982, Marsinah kemudian mengenyam pendidikan lanjutan di SMA Muhammadiyah dengan bantuan biaya dari pamannya.
Marsinah sempat bercita-cita berkuliah di fakultas hukum.
Namun, karena kendala biaya, mimpi Marsinah untuk melanjutkan pendidikan pun sirna.
Ia kemudian memilih merantau ke Surabaya pada 1989 dan menumpang hidup di rumah kakaknya, Marsini, yang sudah berkeluarga.
Marsinah bekerja di pabrik plastik SKW di Kawasan Industri Rungkut, tetapi gajinya jauh dari cukup sehingga ia harus mencari tambahan penghasilan dengan berjualan nasi bungkus.
Marsinah juga sempat bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang sebelum akhirnya hijrah ke Sidoarjo dan bekerja di PT CPS pada 1990.
Selama bekerja di PT CPS, Marsinah dikenal sebagai buruh yang vokal dan selalu memperjuangkan nasib rekan-rekannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.