Waste Station, Upaya Cegah Ancaman Bencana Ekologis dari Sampah dan Ekonomi Sirkular
Guna memperkuat ekosistem pengumpulan dan daur ulang sampah kemasan plastik serta mendorong kebiasaan masyarakat untuk mendaur ulang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kini menghadapi tantangan besar soal keberadaan sampah yang berpotensi memunculkan bencana ekologis dan beebagai macam penyakit.
Data dari SIPSN Kementerian Lingkungan hidup sebanyak 338 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada tahun 2024 memunculkan 36.918.638, 94 ton timbulan sampah.
Dari jumlah tersebut hanya 1,36 persen atau 500.334, 59 ton sampah yang berhasil dikurangi.
Sementara itu ada 67,7 persen sampah yang tidak terkelola atau 24.993.705,45 ton dan hanya ada 32,3 persen sampah yang terkelola atau jumlahnya 11.924.933, 49 ton.
Sampah rumah tangga dan kemasan makanan dan minuman masih mendominasi merupakan komposisi utama yang terbanyak ditemukan di tempat pembuangan sampah akhir.
Karena itulah guna memperkuat ekosistem pengumpulan dan daur ulang sampah kemasan plastik serta mendorong kebiasaan masyarakat untuk mendaur ulang, Waste Station diluncurkan di Kota Solo, Jawa Tengah.
Waste Station yang diluncurkan di Lokananta ini dihiasi mural karya David Mafudin Krebonson
“Peluncuran stasiun pengelolaan sampah ini sejalan dengan komitmen #BijakBerplastik dari AQUA yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu: pengumpulan, edukasi, dan inovasi. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengumpulan dan daur ulang sampah kemasan sekaligus mendorong peran aktif masyarakat dalam pemilahan dan pengelolaan sampah kemasan pasca konsumsi," ujar Senior Director Public Affairs & Sustainability Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dalam pernyataannya, Senin(10/11/2025).
Waste Station Rekosistem merupakan fasilitas pengumpulan sampah anorganik yang kemudian akan dipilah dan diproses untuk didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan produk baru ataupun barang lain yang bernilai ekonomi.
Konsumen dapat menyetor sampah anorganik dengan mudah dan praktis.
Untuk mempermudah prosesnya, konsumen dapat mengunduh aplikasi Rekosistem melalui Google Play atau App Store.
Setiap sampah yang disetor dapat ditukar dengan voucher belanja atau saldo e-wallet.
“Inisiatif ini kami harapkan dapat berkontribusi dalam mendukung visi pemerintah dalam mengurangi timbulan sampah melalui kolaborasi multisektor yang dilakukan AQUA untuk memenuhi tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility) sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen,” tambah Karyanto.
CEO & Co-founder Rekosistem Ernest C. Layman turut menyampaikan bahwa rekosistem adalah perusahaan penyedia ekosistem dan platform solusi kelola sampah terbesar di Indonesia.
Pertumbuhan kami juga tidak lepas dari kolaborasi multi pihak, diantaranya adalah dengan Aqua yang sudah bekerjasama dengan kami sejak 2023 untuk mengumpulkan sampah kemasan plastik untuk didaur ulang, salah satunya adalah Waste Station sebagai sebuah fasilitas bagi masyarakat Solo untuk turut ambil peran dalam kebiasaan memilah dan menyetorkan sampah untuk daur ulang.
"Bekerjasama dengan Lokananta Bloc merupakan bagian yang sangat integral demi menyukseskan program ini, mengingat Lokananta Bloc adalah salah satu jantung industri kreatif yang selalu menyuarakan isu keberlanjutan di kota Solo, terbukti dengan antusiasme masyarakat menyetorkan sampah anorganiknya ke Waste Station Aqua," ujar Ernest.
Menyambut baik peresmian Waste Station Rekosistem di Lokananta Bloc Solo, Walikota Surakarta diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Kota Surakarta Tulus Widajat, S.E., M.Si mengatakan pihaknya menyambut baik langkah PT Khazanah Hijau Indonesia (Rekosistem), Aqua serta Lokananta Surakarta yang telah menghadirkan Waste Station ini sebagai wujud konkret penerapan ekonomi sirkular di tengah masyarakat.
"Melalui fasilitas ini, saya berharap masyarakat tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan perubahan menuju Surakarta yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.Kami percaya bahwa keberhasilan pengelolaan lingkungan tidak bisa dicapai oleh satu pihak saja, melainkan hasil kerja bersama antara pemerintah, swasta, komunitas, dan seluruh warga kota," ujarnya.
Waste Station ini bisa menjadi sebagai titik awal gerakan bersama, agar masyarakat semakin sadar untuk memilah, mengelola, dan mendaur ulang sampah dari rumah masing-masing.
Dengan begitu, semua pihak turut menjaga keberlanjutan bumi dan mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Melalui kedua Waste Station di Solo dan Yogyakarta adalah cara yang terus dilakukan dalam mengoptimalkan infrastruktur pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Yogyakarta, Solo, dan wilayah Jawa Tengah lainnya.
Baca juga: Kota Tangerang Optimalkan Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Ekonomi Sirkular
Sejak dibuka pada bulan Maret 2025, 4,4 metric ton sampah anorganik berhasil dikumpulkan dari 870 penyetoran dari masyarakat sekitar di Waste Station Rekosistem Lokananta Bloc Solo, termasuk 294 kg sampah kemasan botol plastik di dalamnya.
| Jadwal KRL Commuter Line Jogja-Solo 10-12 November 2025: Ada 27 Perjalanan hingga Pukul 22:35 WIB |
|
|---|
| Seri Rasa Kalah, Pelatih PSIM Kecewa Gagal Menang di Derbi Mataram Lawan Persis Solo |
|
|---|
| Damri Tebar Diskon 20 Persen ke Sejumlah Rute AKAP, Berlaku Pembelian Tiket 11 November 2025 |
|
|---|
| Fakta-Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Sampah: Awal Mula, Daftar Daerah hingga Analisa Pengamat |
|
|---|
| Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Minggu, 9 November 2025: Keberangkatan dari Palur dan Yogyakarta |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.