Kamis, 13 November 2025

Paviliun Indonesia di COP30 Brasil Resmi Dibuka, Menteri Hanif: RI Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia

COP30 merupakan Konferensi Para Pihak ke-30 (COP) dari Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim.

|
Istimewa
JAGA LINGKUNGAN - Indonesia secara resmi membuka Paviliun Indonesia saat Konferensi Iklim Dunia (COP30) yang digelar di Brasil 
Ringkasan Berita:
  • Paviliun Indonesia seperti sebuah pameran besar di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya. 
  • Kehadiran paviliun ini adalah bukti komitmen Indonesia menjaga lingkungan. 
  • Pasar karbon bisa menghasilkan nilai ekonomi hingga USD 7,7 miliar per tahun.
 
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah Konferensi Iklim Dunia (COP30) yang digelar di Brasil, Indonesia secara resmi membuka "rumah"-nya yang disebut Paviliun Indonesia.

Tempat ini menjadi panggung utama bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia semua aksi nyata yang telah dilakukan untuk menjaga lingkungan.

COP30 merupakan Konferensi Para Pihak ke-30 (COP) dari Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) tentang perubahan iklim. 

Ajang tersebut berlangsung sejak 10 hingga 21 November 2025.

Apa Itu Paviliun Indonesia di COP30?

Bayangkan Paviliun Indonesia seperti sebuah pameran besar di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.

Tempat ini dibuka secara resmi oleh Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) pada 10 November 2025.

Tujuannya sederhana: menjadi "jembatan hijau" yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain, para pengusaha, dan masyarakat global.

Baca juga: Ahli Lingkungan ITB dan Gubernur Pramono Buka Suara Soal Polemik Bau Sampah di RDF Rorotan

Di sini, Indonesia menunjukkan bukti nyata dalam menjaga bumi sambil membangun ekonomi yang ramah lingkungan.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan bahwa kehadiran paviliun ini adalah bukti komitmen Indonesia. 

“Kita tidak hanya hadir untuk bernegosiasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan hijau dunia,” ujar Hanif dikutip Selasa (11/11/2025).

Apa Saja yang Dipamerkan di Rumah Indonesia?

Selama sekitar dua minggu, akan ada lebih dari 50 sesi diskusi dan forum strategis yang menampilkan berbagai keberhasilan Indonesia, seperti:

• Menjaga Hutan: Cara Indonesia merawat hutannya yang menjadi paru-paru dunia.

• Energi Bersih: Upaya beralih dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.

• Mengelola Sampah: Inovasi dalam mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.

• Industri Ramah Lingkungan: Mendorong pabrik-pabrik untuk mengurangi polusi.

Salah satu acara paling menarik di Paviliun Indonesia adalah forum "Seller Meet Buyer" atau pertemuan antara penjual dan pembeli kredit karbon. Apa itu?

Sederhananya begini: perusahaan atau negara yang berhasil mengurangi polusi (misalnya dengan menanam pohon atau menggunakan energi bersih) akan mendapatkan "sertifikat" atau kredit karbon.

Kredit ini bisa dijual kepada perusahaan lain yang masih menghasilkan polusi. Uangnya kemudian bisa digunakan untuk mendanai lebih banyak lagi proyek ramah lingkungan.

Indonesia memiliki potensi besar di sini. Diperkirakan, pasar karbon ini bisa menghasilkan nilai ekonomi hingga USD 7,7 miliar per tahun.

“Pasar karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah cara kita menegakkan integritas dan membangun kepercayaan dunia,” tegas  Hanif.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved