2 Kapal Sempat Sorotkan Lampu ke Arah KMP Tunu saat Tenggelam di Selat Bali, tapi Sulit Kenali Objek

TRIBUNNEWS.com - Keberadaan KMP Tunu Pratama Jaya ketika detik-detik tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, sempat dicari kapal lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Plt Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Anggiat Pandiangan, mengatakan setidaknya ada dua kapal yang mencoba mencari keberadaan KMP Tunu.

Dua kapal itu adalah Kapal Gilimanuk 1 dan Tunu Pratama 3888.

Dari hasil temuan KNKT, kata Anggiat, dua kapal itu sempat menyorotkan lampu ke arah KMP Tunu yang sedang tenggelam.

Namun, karena kondisi gelap, KMP Gilimanuk 1 dan Tunu Pratama 3888 kesulitan mengenali objek.

"Kapal Gilimanuk 1 dan Tunu Pratama 3888 yang menyoroti lampu ke arah TPJ (KMP Tunu), kesulitan mengenali objek terapung di air," jelas Anggiat saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Selasa (8/7/2025).

Baca juga: Jadi Korban KMP Tunu, Toni Selamat karena Peluk Jenazah Ayah: Saat Ditemukan, Bapak Sudah Tidak Ada

Tak hanya dua kapal itu, Anggiat mengungkapkan ada kapal lainnya yang berusaha membantu evakuasi korban KMP Tunu.

Tapi, kapal-kapal itu kesulitan mendekati KMP Tunu yang sedang tenggelam.

"Beberapa kapal lain di dekatnya kesulitan untuk membantu evakuasi korban TPJ," kata Anggiat.

Menurut Anggiat, tidak ada keanehan pada KMP Tunu saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Mengenai cuaca, Anggiat juga menyebut jarak pandang cukup baik dan tak ada kabut.

"Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa. Kemudian, mesin juga beroperasi normal," ujarnya.

"Visibilitas atau jarak pandang juga cukup  baik, tidak ada hujan, dan tidak berkabut," imbuhnya.

Air Laut Masuk ke Kamar Mesin

Dalam kesempatan yang sama, Anggiat Pandiangan mengungkapkan, berdasarkan kesaksian anak buah kapal (ABK) yang selamat, air laut masuk ke dalam kamar mesin KMP Tunu.

Juru Minyak Jaga yang berada di kamar mesin lantas berlari keluar untuk memberi tahu ABK lainnya.

Sementara itu, Mualim Jaga yang sempat mengemudikan KMP Tunu, memerintahkan ABK untuk membantu penumpang  mengenakan pelampung.

"Juru Mudi Jaga dan Kelasi Jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin."

"Juru Minyak Jaga yang berada di kamar mesin melihat hal yang sama, kemudian segera berlari keluar kamar mesin," urai Anggiat.

"Mualim Jaga memerintahkan awak kapal untuk bantu penumpang mengenakan life jacket dan persiapan evakuasi," lanjut dia.

Setelahnya, Mualim Jaga membangunkan Nakhoda yang sedang beristirahat untuk mengambil alih kemudi KMP Tunu.

Sayang, tak lama setelah Nakhoda melakukan panggilan darurat, KMP Tunu tenggelam.

"Setelah dibangunkan oleh Mualim Jaga, Nakhoda ambil alih kemudi dan siarkan panggilan darurat melalui radio VHF channel 16."

"Beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam. Buritan tenggelam lebih dulu sambil miring ke kanan," jelas Anggiat.

Sebelumnya, beredar lewat pesan WhatsApp informasi dari Pelabuhan Gilimanuk, KMP Tunu tenggelam karena diduga mengalami kebocoran mesin.

Dugaan itu sempat terdengar di channel 17 pada pukul 23.16 WIB.

"Pada pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," bunyi informasi tersebut.

Akibat diduga kebocoran mesin itu, KMP Tunu mengalami black out yang menyebabkan kapal terbalik, lalu tenggelam.

Diketahui, menurut manifes KMP Tunu, kapal membawa 12 kru, 53 penumpang, dan 22 kendaraan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)