Selasa, 12 Agustus 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

Ibu Prada Lucky Bersimpuh di Kaki Pangdam Udayana, Minta Keadilan Anak yang Diduga Dianiaya Senior

Ibu Prada Lucky bersimpuh di kaki Pangdam IX/Udayana, memohon keadilan atas dugaan penganiayaan yang menewaskan anaknya di NTT.

Editor: Glery Lazuardi
Kolase: Tribunnews.com/Linkedin dan Facebook
TNI ANIAYA TNI - Dengan air mata tak terbendung, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, memohon keadilan atas kematian putranya, Prada Lucky Namo, yang diduga tewas akibat penganiayaan senior di Yon TP 834 Waka Nga Mere, Nagekeo. 

TRIBUNNEWS.COM - Dengan mata berkaca-kaca, ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Pangdam Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto.

Sepriana Paulina Mirpey, bersimpuh di kaki Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto sebagai bentuk permohonan keadilan atas kematian anaknya yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT

Aksi haru pada Senin (11/8/2025) siang itu mencuri perhatian dan membuka kembali sorotan publik terhadap dugaan kekerasan di lingkungan militer.

Mayjen TNI Piek Budyakto, yang mulai menjabat pada 14 Maret 2025, menggantikan Mayjen TNI Muhammad Zamroni.

Sebagai Pangdam IX/Udayana, ia memimpin wilayah komando yang mencakup Bali, NTB, dan NTT, termasuk menangani kasus-kasus penting seperti kematian Prada Lucky.

Paulina menangis histeris saat Mayjen TNI Piek Budyakto dan rombongan tiba di rumah duka di Kelurahan Kuanino Kota Kupang.

Piek secara khusus datang ke kediaman Lucky untuk menyampaikan duka cita. Sementara, Paulina memohon keadilan untuk anaknya. 

Diketahui, Prada Lucky Namo menjadi korban kekerasan yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo. 

Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) bermarkas di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT.

Mbay adalah pusat pemerintahan dan aktivitas utama di Kabupaten Nagekeo.

Batalyon ini dibentuk sebagai bagian dari program percepatan pembangunan wilayah terpencil dan perbatasan, dengan personel yang juga berperan sebagai pasukan pekerja: petani, nelayan, tukang, dan lainnya.

Dalam bahasa Nagekeo Selatan:

Waka nga berarti karakter, wibawa, martabat, aura wajah

Mere berarti besar Nama ini mencerminkan harapan agar prajurit yang bertugas memiliki jiwa ksatria, bermartabat, dan berwibawa tinggi.

Sayangnya, makna luhur ini tercoreng oleh kasus penganiayaan terhadap Prada Lucky, yang justru terjadi di satuan yang menyandang nama penuh nilai tersebut.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan