Banjir di Denpasar Bali
Penyebab Banjir Bali Dinilai karena Pembangunan Masif, Deforestasi Capai 459 Hektar
Pembangunan yang masif hingga deforestasi dinilai menjadi penyebab banjir bandang yang melanda Kota Denpasar dan sejumlah wilayah di Bali.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Endra Kurniawan
Ia menjelaskan, curah hujan yang terjadi di Bali bahkan lebih besar dibanding bencana banjir di Bekasi beberapa waktu lalu.
“Kalau Bapak Ibu sekalian masih ingat waktu banjir di Kota Bekasi tanggal 3 Maret 2025 yang lalu itu ternyata curah hujannya tidak sebesar seperti yang terjadi kemarin. Jadi hujan 24 jam ini tidak bisa diprediksi sehingga melumpuhkan beberapa kota dan kabupaten,” jelasnya.
Apa Itu Gelombang Rossby dan Kelvin?
Gelombang Rossby dan Kelvin adalah fenomena meteorologi yang berhubungan dengan dinamika atmosfer dan lautan, serta seringkali memengaruhi pola cuaca, seperti hujan ekstrem.
Keduanya sama-sama termasuk gelombang atmosfer ekuatorial.
Dikutip dari infografis BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo - Jawa Timur yang diunggah di akun media sosial X (dulu Twitter) @infobmkgjuanda, 24 Mei 2022, gelombang Rossby adalah fenomena gelombang yang terjadi di fluida (atmosfer atau lautan) dan berotasi secara berpasangan, serta bergerak dari timur ke barat di sekitar ekuator.
Wilayah yang dilalui gelombang Rossby akan berpotensi mengalami peningkatan pertumbuhan awan konvektif (penghujan), seperti cumulonimbus (Cb).
Awan Cb sendiri merupakan jenis awan yang padat dan menjulang vertikal tinggi serta menghasilkan badai petir dengan potensi hujan lebat, petir, angin kencang, cuaca dingin, dan bahkan tornado
Dikutip dari oceanservice.noaa.gov, gelombang Rossby secara alami terbentuk akibat rotasi planet (efek Coriolis).
Dengan skala yang saking besarnya, gelombang Rossby dapat memengaruhi cuaca dan iklim secara global.
Sementara itu, masih dilansir infografis BMKG Juanda yang sama, gelombang Kelvin adalah gelombang atmosfer yang merambat dari arah barat ke timur, dan biasanya dibangkitkan oleh pemanasan sinar matahari.
Jika gelombang Kelvin aktif atau terpicu, maka wilayah yang dilewatinya berpotensi mengalami peningkatan pertumbuhan awan konvektif pula.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Rizkianingtyas Tiarasari) (Tribun-Bali.com/Putu Supartika, Zaenal Nur Arifin)
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.