Penampakan dan Kondisi Terkini Rumah Pengusaha Batam Korban Pemerasan Rp 1 Miliar Oknum TNI-Polri
Penampakan dan Kondisi Terkini Rumah Pengusaha Batam Korban Pemerasan Rp 1 Miliar Oknum TNI-Polri, rumah itu kini sepi, penghuni mengungsi.
Ringkasan Berita:
- Penampakan rumah pengusaha Batam, Budianto Jawari korban pemerasan oknum TNI-Polri.
- Sebelumnya rumah ini sempat digerebek 8 pria ngaku oknum anggota dan menemukan narkoba jenis sabu.
- Kini rumah Budianto Jawari sepi, tak berpenghuni. Keberadaan Budianto Jawari dan keluarga pun tak diketahui.
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Penampakan rumah sekaligus tempat usaha milik Budianto Jawari, pengusaha korban kasus dugaan pemerasan oknum TNI-Polri.
Rumah Budianto Jawari yang berada di Komplek Pertokoan Bunga Raya, Botania 1, Batam kini tertutup rapat.
Pantauan Tribunbatam.id di lokasi, Selasa (4/11/2025), tak ada satu pun aktivitas di sana.
Bangunan dua lantai bercat kuning berdiri di antara deretan ruko lain yang masih aktif.
Di lantai bawah, terlihat pintu lipat besi berwarna biru tua dalam kondisi tertutup rapat, tanpa tanda-tanda ada kegiatan usaha. Di teras bangunan, ada tiga buah sandal.
Baca juga: Jadi Korban Pemerasan Oknum Polisi-TNI, Pengusaha Batam Trauma Ditodong Senjata, Istri Hamil 8 Bulan
Selain itu, satu camera CCTV menyorot tajam setiap pengunjung yang datang.
Di bagian depan ruko terdapat meja kayu sederhana, ember plastik dan beberapa peralatan bangunan, seperti semen dan ember cat.
Tepat di atas pintu, terpasang kanopi biru yang mulai kusam dan sebagian kain penutupnya tampak terlepas.
Sementara di lantai dua, terdapat satu unit pendingin udara (AC) dan pintu hitam kecil menuju balkon sempit dengan pagar besi biru.
Di sisi kanan ruko, terlihat minimarket cabang Bunga Raya yang masih beroperasi dan ramai dikunjungi warga sekitar.
Sementara di sisi kiri, terdapat klinik dokter gigi. Rumah korban ini diapit pertokoan.
Baca juga: Polda Kepri Tangkap Iptu THS Diduga Terlibat Pemerasan Pengusaha Rp 1 Miliar Modus Gerebek Narkoba
Warga Tak Tahu Ada Kasus Pemerasan dan Penggerebekan
Meski berada di kawasan pertokoan yang biasanya ramai, suasana di depan ruko milik Budianto tampak berbeda, hening dan tertutup, seolah menjadi saksi bisu dari peristiwa yang menimpa pemiliknya.
Tak ada yang mencurigakan dari bangunan itu. Beberapa warga sekitar yang ditemui, mengaku tak ada yang tahu ada peristiwa yang menimpa pemilik rumah.
Informasi yang dihimpun, Budianto dan keluarganya sudah pindah dari bangunan ruko itu.
"Sudah pindah kemarin, sudah diangkat barang-barang dari dalam, ada koper baju dan lain-lainlah. Kalau tak salah diangkut siang. Kayaknya orang yang tinggal di situ sudah pindah," ujar seorang pekerja minimarket yang namanya enggan disebutkan.
Pekerja minimarket ini tahu betul aktivitas di bangunan ruko di sebelah tempatnya bekerja. Sebab, bangunan ruko itu berdempetan dengan minimarket.
"Setahu kami, jarang ada kegiatan di situ. Jarang buka juga rukonya. Kayaknya itu dibuat rumah tinggal," ujar beberapa pekerja toko.
Yang mereka tahu, orang yang tinggal di ruko tersebut belum lama tinggal di sana.
"Orang yang tinggal di situ belum lama, mungkin masih baru," ujar pekerja toko minimarket yang mengaku sudah lama bekerja di sana.
Komentar warga lainnya juga serupa. Adi, pedagang buah di depan bangunan tempat tinggal korban, mengaku tak tahu ada kejadian di ruko tersebut.
"Memang kenapa dengan bangunan itu, sering tutup. Nggak kenal juga. Tapi belakangan ini, kami ada lihat meja biliar di bawah. Ada satu meja, kami lihat pas tukangnya lagi renovasi," ungkap Adi.
Adi mengaku tak banyak tahu tentang pemilik rumah tersebut. Yang ia tahu, ruko itu bukan tempat berjualan dan sering tutup.
Kuasa Hukum Jaga Kerahasiaan Alamat Kliennya
Sebelumnya, pemilik ruko, Budianto yang juga menjadi korban pemerasan, mengaku dirinya tinggal di sana bersama sang istri.
Ia tinggal di lantai dua, sementara lantai satu dibuat meja billiar untuk pribadi.
Hingga kini, belum diketahui bisnis maupun usaha yang dijalankan korban.
Kuasa hukum korban, Deny Tampubolon ketika dikonfirmasi bisnis dan usaha korban, serta alamat tempat tinggal kliennya yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) enggan memberi tahu.
"Jawaban dari korban, nggak dulu ya. Karena itu privacy dan menyangkut keselamatan korban," ujarnya.
Budianto Mengaku Trauma
Sebelumnya, Budianto mengakui setelah kejadian yang menimpanya Kamis, 16 Oktober 2025 lalu, kehidupan Budianto dan istrinya berubah total.
Rumahnya dirasa jadi tempat paling menakutkan.
"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap ada suara kendaraan berhenti di depan rumah, kami langsung panik. Kami merasa terus diawasi. Kami takut mereka akan kembali," ujarnya, Senin (3/11/2025).
Istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami trauma paling parah. Kondisi mentalnya hancur. Depresi berat.
"Istri saya sangat depresi. Dia menangis setiap hari. Dia takut. Dia bilang tidak mau tinggal di rumah ini lagi," kata Budianto.
Sebagai informasi, Budianto menjadi korban dugaan pemerasan libatkan oknum TNI dan polisi, Kamis malam, 16 Oktober 2025.
Kala itu ia tengah bermain biliar bersama enam temannya. Tiba-tiba sekelompok pria datang mengaku BNN. Mereka melakukan penggeledahan hingga minta uang Rp1 miliar modus penggerebekan narkoba.
Saat kejadian, korban juga mengaku sempat ditodong pistol di kepalanya, di pelipis.
Di tengah ancaman demi ancaman yang didapatnya, Budianto terpaksa meminjam uang Rp300 juta dari saudara iparnya.
Setelah uang diterima, barulah sekelompok pria itu keluar dari rumahnya.
Akibat kejadian yang menimpanya ini, Budianto mengaku trauma.
Atasan Iptu TSH Bungkam
Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Pol Anggoro Wicaksono, enggan memberikan komentar terhadap kejadian yang diperbuat anggotanya, Iptu TSH, personel Subdit 3 Ditresnakoba Polda Kepri.
Anggoro lebih memilih bungkam. Beberapa pesan WhatsApp yang dikirim Tribunbatam.id tak mendapat respons.
Iptu TSH Terlibat
Viral di Batam, oknum Polisi dan TNI memeras pengusaha modus gerebek narkoba dari BNN.
Terkini oknum polisi Iptu TSH sudah diamankan Propam Polda Kepri.
Iptu TSH ditangkap pada pekan lalu, setelah Propam menerima informasi keterlibatan oknum dalam kasus pemerasan seorang pengusaha.
Iptu TSH merupakan anggota Direktorat Narkoba Polda Kepri
Kabid Propam melalui Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra membenarkan penangkapan itu.
"Informasi awal dari Kabid Propam Polda Kepri, Kombes Pol Eddwi benar, bahwa oknum Polri berpangkat Inspektur berinisial TSH diamankan untuk dilakukan pendalaman," ujar Pandra, Senin (3/11/2025).
Ia mengatakan, oknum TSH yang bertugas di Direktorat Narkoba diduga melakukan pelanggaran hukum dan diamankan minggu lalu.
"Bapak Kapolda sangat tidak mentolerir perbuatan anggota yang menciderai hukum. Oknum tersebut akan diproses," katanya.
Sementara Kabid Propam Polda Kepri, Kombes Pol Eddwi mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut.
"Sementara masih saya dalami dan keterangan dari saksi-saksi. Terbukti, kita tindak tegas tanpa ampun," ujarnya.
(TribunBatam.id/bereslumbantobing)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Rumah Korban Pemerasan Oknum TNI-Polri di Batam Tertutup Rapat, Penghuni Pergi Bawa Koper,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.