Jumat, 7 November 2025

Sosok Pengusaha Batam, Diperas Rp 1 M oleh Oknum TNI-Polri hingga Alami Trauma

Pengusaha Batam diperas Rp300 juta oleh oknum TNI-Polri. Ditodong pistol, istrinya trauma, rumah kini kosong.

Editor: Glery Lazuardi
tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
PENGUSAHA KORBAN PEMERASAN - Pengusaha di Batam, Budianto (baju merah muda) didampingi keluarga dan kuasa hukumnya usai buat laporan keterlibatan anggota TNI dalam kasus pemerasan yang dialaminya ke Denpom I/6 Batam, Senin (3/11/2025). Jadi korban pemerasan oknum Polisi dan TNI Rp 1 Miliar, pengusaha di Batam trauma ngaku ditodong senjata, nyawa istri terancam.  

Yang lebih memperparah situasi, lanjut dia, pada Senin (3/11/2025) pagi, tepat saat Budianto sedang membuat laporan di Denpom, rumahnya kembali didatangi polisi sekitar lima hingga enam orang.

"Istri saya lihat dari CCTV ada polisi datang. Dia langsung panik. Dia telepon saya sambil menangis-nangis. Dia bilang, 'Aku takut'," ungkapnya. 

Didampingi kuasa hukumnya, Deny Crysyanto Tampubolon, dan kakak iparnya yang datang dari Tangerang, Budianto akhirnya melapor ke Denpom 1/6 Batam terkait tuduhan pemerasan dengan ancaman kekerasan.

"Saya hanya ingin keadilan. Saya ingin oknum-oknum itu dipecat dan dihukum. Kalau mereka tidak dihukum, saya dan keluarga akan terus merasa terancam. Mereka masih mengancam kami," katanya dengan tegas, meski suaranya masih gemetar.

Baca juga: Penampakan dan Kondisi Terkini Rumah Pengusaha Batam Korban Pemerasan Rp 1 Miliar Oknum TNI-Polri 

Korban Alami Trauma

Sebelumnya, Budianto mengakui setelah kejadian yang menimpanya Kamis, 16 Oktober 2025 lalu, kehidupan Budianto dan istrinya berubah total. 

Rumahnya dirasa jadi tempat paling menakutkan.

"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap ada suara kendaraan berhenti di depan rumah, kami langsung panik. Kami merasa terus diawasi. Kami takut mereka akan kembali," ujarnya, Senin (3/11/2025).

Istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami trauma paling parah. Kondisi mentalnya hancur. Depresi berat.

"Istri saya sangat depresi. Dia menangis setiap hari. Dia takut. Dia bilang tidak mau tinggal di rumah ini lagi," kata Budianto.

Sebagai informasi, Budianto menjadi korban dugaan pemerasan libatkan oknum TNI dan polisi, Kamis malam, 16 Oktober 2025.

Kala itu ia tengah bermain biliar bersama enam temannya. Tiba-tiba sekelompok pria datang mengaku BNN. Mereka melakukan penggeledahan hingga minta uang Rp1 miliar modus penggerebekan narkoba.

Saat kejadian, korban juga mengaku sempat ditodong pistol di kepalanya, di pelipis. 

Di tengah ancaman demi ancaman yang didapatnya, Budianto terpaksa meminjam uang Rp300 juta dari saudara iparnya.

Setelah uang diterima, barulah sekelompok pria itu keluar dari rumahnya.
Akibat kejadian yang menimpanya ini, Budianto mengaku trauma.

Sementara itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Pol Anggoro Wicaksono, enggan memberikan komentar terhadap kejadian yang diperbuat anggotanya, Iptu TSH, personel Subdit 3 Ditresnakoba Polda Kepri. 

Sumber: Tribun Batam
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved