Kamis, 6 November 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

Sidang Kematian Prada Lucky: Orangtua Desak Letda Roni Jadi Tersangka, Ini Alasannya

Kekerasan terhadap Prada Lucky ternyata bermula dari perintah atasan agar memeriksa ponsel anggota terkait judi online (Judol).

Penulis: Erik S
Tangkapan layar YouTube Kompas TV/POS-Kupang/Irfan
PRADA LUCKY MENINGGAL - Pelda Christian Namo (kiri), ayah Prada Lucky Chepril Saputra Namo, dan 17 terdakwa (kanan) pelaku penganiayaan Prada Lucky. 

Ringkasan Berita:
  • Kekerasan terhadap Prada Lucky dimulai dari perintah atasan agar memeriksa ponsel anggota terkait judol
  • Letda Roni kemudian memeriksa pesan WhatsApp Prada Lucky
  • Letda Roni melapor ke atasannya terkait isi pesan WhatsApp Prada Lucky

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Letda (Inf) Roni Setiawan Komandan Peleton (Danton) Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) diperiksa sebagai saksi dalam persidangan kematian Prada Lucky Namo.

Kekerasan terhadap Prada Lucky ternyata bermula dari perintah atasan agar memeriksa ponsel anggota terkait judi online (Judol).

Namun, pemeriksaan tersebut kemudian melebar ke ranah pribadi yang seharusnya tidak termasuk dalam perintah.

Baca juga: Pelda Christian, Ayah Almarhum Prada Lucky Namo Diduga Langgar Disiplin Keprajuritan

“Awalnya kami diperintah untuk periksa HP anggota terkait judol. Saat saya periksa HP almarhum, ada notifikasi pesan pribadi masuk. Dari situ muncul indikasi penyimpangan,” ujar Letda Roni di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (4/11/2025).

Berdasarkan keterangan yang disampaikan dalam persidangan, awal pemeriksaan ponsel sebenarnya hanya sebatas pada aplikasi dan aktivitas yang berhubungan dengan judi online

Akan tetapi, Letda Inf. Roni Setiawan mengaku turut membuka aplikasi pesan WhatsApp milik Prada Lucky — yang merupakan ranah pribadi dan tidak termasuk dalam perintah atasan untuk diperiksa.

“Saya temukan grup almarhum sama laki-laki. Panggilannya ‘sayang’ sesama laki-laki,” ungkapnya.

Mengetahui isi percakapan tersebut, Letda Roni kemudian melaporkan temuannya kepada komandan kompi (Danki).

 “Kami habis diperintah untuk periksa anggota Kompi A karena ada yang tidak ikut apel. Almarhum yang dari dapur juga tidak ikut apel, jadi kami periksa HP-nya. Izin Danki, di HP Prada Lucky ada chat-nya sama cowok, semua kontaknya disamarkan,” terang Roni.

Usai laporan tersebut, pemeriksaan terhadap Prada Lucky berlanjut di tingkat komando. Letda Roni kemudian kembali melihat korban beberapa waktu setelah pemeriksaan, dalam kondisi yang sudah memburuk.

 “Kami ketemu saat pemindahan dari ruang staf ke ruang jaga. Waktu itu badan almarhum sudah biru-biru, penuh memar,” ujarnya.

Baca juga: Mencekam, Pelda Christian Namo Kejar 17 Terdakwa Pelaku Penganiayaan Prada Lucky usai Persidangan

Keterangan ini menambah daftar kesaksian penting dalam persidangan, yang menggambarkan bagaimana proses pemeriksaan internal terhadap Prada Lucky berubah arah dari pemeriksaan administrasi menjadi  tindakan kekerasan

Desakan Agar Danton Jadi Tersangka

Orangtua almarhum Prada Lucky Namo, yakni Pembantu Letnan Dua (Pelda) Christian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey, mendesak agar Danton Letda Inf. Roni Setiawan dan Pratu Petrus Kanisius Wae ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian anak mereka.

Menurutnya, Letda Roni merupakan pihak yang menjadi sumber utama penderitaan yang dialami Prada Lucky hingga berujung maut.

"Kami minta harus tambah dua pelaku, Danton Letda Roni dan Pratu Petrus Kanisius. Danton Roni itu biangnya. Waktu periksa pertama, dia yang ungkap LGBT, padahal LGBT tidak ada buktinya," ujar Serma Christian.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved