Selasa, 11 November 2025

Tim Investigasi BGN Ungkap Penyebab Kasus Keracunan MBG di Lembang Bandung Barat

Korban mengalami keracunan berjumlah 236 orang setelah menyantap menu MBG dari SPPG Kayu Ambon. Sementara dari SPPG Cibodas 2 ada 44 orang.

TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
ILUSTRASI MBG. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan, penyebab keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Oktober lalu.

Sebelumnya penyebab keracunan MBG diduga karena kualitas air.

Tim investigasi menyimpulkan, keracunan dikarenakan tingginya kadar nitrit dalam makanan.

"Hasil ini berdasarkan rapid test dan uji air bersih dari Labkesmas Bandung Barat, serta penjelasan dari Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," ujar Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Arie Karimah Muhammad, di Jakarta, Minggu (9/11/2025).

Tim Investigasi menemukan kandungan nitrit pada hidangan Program MBG yang berasal dari SPPG Kayu Ambon dan SPPG Cibodas 2, Bandung Barat.

Di SPPG Kayu Ambon, nitrit positif terdeteksi pada menu tumis pakcoy yang merupakan sisa makanan di sekolah.

Baca juga: Menengok Program MBG Mulai dari Dapur Hingga Disantap Anak Sekolah di Cilegon Banten

Menu MBG di sekolah tersebut terdiri dari nasi putih, ayam betutu Bali, tahu goreng, tumis pakcoy bawang putih, dan pisang.

Sementara itu, di SPPG Cibodas 2, nitrit positif ditemukan pada nasi putih, tumis wortel, jagung mini putren, dan kembang kol, baik pada bank sampel maupun sisa makanan di sekolah.

Menu MBG di sekolah itu adalah nasi putih, ayam giling bola-bola, tumis wortel, jagung mini putren dan kembang kol, serta buah lengkeng.

“Hasil uji fisik, kimia, dan mikrobiologi air bersih di kedua SPPG tersebut semuanya memenuhi standar,” tambah Arie.

Kandungan nitrit pada menu dari SPPG Cibodas 2 lebih tinggi dibandingkan SPPG Kayu Ambon.

Hal ini menjelaskan mengapa jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan dari Cibodas 2 lebih banyak, yaitu 236 orang, dibandingkan 44 orang dari Kayu Ambon.

Menu dari Cibodas 2 diketahui selesai dimasak sekitar pukul 02.00 dini hari dan baru dikirim ke sekolah pada pukul 06.30.

Jeda waktu ini dinilai cukup untuk memicu peningkatan kadar nitrit di dalam sayuran, akibat proses perubahan alami nitrat menjadi nitrit pada suhu kamar.

Arie menjelaskan, ada korban yang mengalami diare, yang berarti bakteri bukan penyebab utama. 

"Kondisi ini makin menguatkan nitrit, menjadi penyebab utama,” jelas Arie.

Gejala yang muncul pada malam hari juga sejalan dengan proses kimiawi di dalam tubuh.

Nitrit yang awalnya berubah menjadi Nitric Oxide (NO) bisa memberikan efek positif seperti menurunkan tekanan darah dan melindungi saluran pencernaan.

Namun, dalam kadar berlebih, nitrit mengganggu kemampuan darah membawa oksigen ke seluruh tubuh, menyebabkan korban merasa lemas dan kekurangan oksigen.

“Efek yang muncul tertunda inilah yang menjelaskan mengapa sebagian besar korban baru merasakan gejala di malam hari,” ujar Arie yang juga merupakan ahli farmakologi klinis.

Secara alamiah, nitrit memang terdapat dalam tanaman, tanah, air, dan udara karena dibutuhkan dalam proses pertumbuhan.

Namun, kadarnya bisa meningkat bila tanaman mendapat tambahan pupuk yang mengandung nitrit tinggi atau bahan pengawet.

“Dalam kasus Bandung Barat ini, kami menduga kadar nitrit tinggi berasal dari pupuk tanaman yang digunakan pada sayuran. Kadar tersebut kemungkinan melebihi batas aman yang dapat ditoleransi tubuh,” tutur Arie.

Kasus Keracunan di Desa Cibodas

Dikutip dari Tribunnews.com, sebanyak 115 siswa di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat yang diduga mengalami Keracunan MBG.

Mereka mengalami gejala mual, muntah, hingga memerlukan penanganan medis lebih lanjut di fasilitas kesehatan (faskes).

"Hingga malam tadi sekitar jam 10, ada 115 yang diduga keracunan, saya standby," kata Kepala Desa Cibodas Dindin Sukaya, Rabu (29/10/2025).
Dari data yang dihimpun oleh Dindin, siswa yang diduga mengalami keracunan MBG berasal dari sejumlah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan SMK.

“Mayoritas dari SD 4 Cibodas, sementara yang lain dari SMK PNC, ada juga dari SMP Negeri 4 Lembang," ujarnya.

Sebelumnya para pelajar itu mengonsumsi menu MBG berupa nasi putih, tempe goreng, bola-bola ayam, tumis sayuran berisi wortel, kembang kol dan jagung ketika jam istirahat di sekolah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved