Selasa, 11 November 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Sering Terjadi Keracunan MBG di Bandung Barat, Hasil Lab Tunjukan Bukan Karena Kualitas Air

Kualitas air dicurigai menjadi penyebab kasus keracunan tersebut. Namun, hasil laboratorium mengindikasikan hal berbeda.

TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
ILUSTRASI MBG. 

Ringkasan Berita:
  • Keracunan MBG terjadi di Kabupaten Bandung Barat
  • Ratusan siswa terdampak
  • Hidangan MBG berasal dari 3 SPPG, yakni SPPG Cipongkor Cijambu, SPPG Cipongkor Neglasari, dan SPPG Cihampelas

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap, penyebab rentetan kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Di Bandung Barat, kejadian keamanan pangan telah terjadi di 7 dapur MBG.

Selama bulan September dan Oktober, puluhan hingga ratusan siswa terdampak dalam masing-masing kasus itu. 

Kualitas air dicurigai menjadi penyebab kasus keracunan tersebut.

"Temuan di lapangan terkonfirmasi dari hasil uji laboratorium bahwa air yang digunakan 6 SPPG di Bandung Barat, memenuhi syarat," tutur Ketua Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN), Arie Karimah Muhammad ditulis di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Hasil Temuan Tim Investigasi

Kasus insiden keamanan pangan pertama di Kabupaten Bandung Barat terjadi pada 26 September 2025. 

Hidangan MBG berasal dari 3 SPPG, yakni SPPG Cipongkor Cijambu, SPPG Cipongkor Neglasari, dan SPPG Cihampelas. 

Baca juga: Tim Investigasi BGN Ungkap Penyebab Kasus Keracunan MBG di Lembang Bandung Barat

Hasil investigasinya sudah dilaporkan pada tanggal 17 Oktober lalu, dengan penyebab tingginya cemaran nitrit pada melon dan lotek.

Kasus insiden keamanan pangan selanjutnya melibatkan dua SPPG di Cisarua, yakni SPPG Cisarua Jambudipa pada 14 Oktober 2025, dan SPPG Cisarua Pasirlangu pada 15 Oktober 2025.

“Dalam dua kasus ini, insiden tidak bisa dianalisis lebih lanjut karena tim investigasi independent tidak memperoleh data hasil uji laboratorium terhadap makanan yang disajikan,” kata Arie. 

Ada temuan menarik dari hasil analisis fisik, kimia dan mikrobiologi air yang digunakan di 6 SPPG di Bandung Barat, yakni SPPG Cipongkor Cijambu, Cipongkor Neglasari, Cisarua Jambudipa, Cisarua Pasirlangu, Lembang Kayu Ambon, dan Lembang Cibodas 2. 

Analisis dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kabupaten Bandung Barat, 23 Oktober 2025 dalam rangka memperoleh SLHS (Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi), dan 3 November.

Ternyata, hasil analisis fisik, kimia dan mikrobiologi air yang digunakan di 6 SPPG di Bandung Barat itu semuanya memenuhi syarat.

“Jadi soal kualitas air bersih di 6 SPPG itu sudah clear. Undebatable,” kata Arie. 

Sementara air yang dipakai SPPG Cihampelas tidak memenuhi syarat untuk cemaran mangan dan zat besi, serta koloni bakteri Coliform.

Dari hasil analisis fisik, kimia, dan mikrobiologi pada air yang digunakan di 6 SPPG di Kabupaten Bandung Barat memang memenuhi syarat. 

Namun, BGN tetap mewajibkan seluruh SPPG untuk memasak hidangan MBG dengan air dari kemasan galon yang telah tersertifikasi.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved