Pakubuwana XIII Meninggal Dunia
Adik PB XIII Tantang Pihak Lain yang Ingin Jadi PB XIV Bersumpah di Watu Gilang: Nyawa Taruhannya
Adik PB XIII, KGPH Benowo, menegaskan Raja Keraton Solo tidak selalu jatuh pada anak laki-laki tertua.
KGPH Benowo kembali menegaskan, sejak dulu, Raja Keraton Solo selalu mengucapkan ikrar di atas Watu Gilang.
Sehingga, prosesi itu tidak bisa dipindah ke tempat lain, termasuk Sasana Handrawina yang menjadi lokasi penobatan KGPH Hangabehi.
Ia pun menekankan siapa saja, termasuk KGPH Hangabehi, agar berikrar di atas Watu Gilang jika benar-benar ingin menjadi Pakubuwono XIV.
KGPH mengaku tak melarang. Ia juga mengatakan telah berpesan kepada anak-anak Pakubuwono XIII agar Raja Keraton Solo yang baru harus berikrar di atas Watu Gilang.
"Iya, Watu Gilang itu. (Semua raja berikrar di sini) Iya. Di keraton pun ada tempatnya sendiri, tidak bisa di Sasana Sewaka, tidak bisa Sasana Handrawina, tidak bisa di Dalem Ageng Probo Suyoso. Tidak bisa, resminya ini (Watu Gilang)" jelas KGPH Benowo menegaskan.
"Kalau nanti yang satunya (KGPH Hangabehi) berani di sini ya monggo, silakan, kita tidak melarang."
Baca juga: Sosok GKR Timoer, Putri Sulung PB XIII Tolak KGPH Hangabehi Jadi PB XIV, Pernah Renggang dengan Ayah
"Saya sudah ngomong pada saudara-saudaranya silakan kalau mau mengikrarkan diri di situ ya monggo. Kalau ada apa-apa ya tanggung sendiri," tukas dia.
Tolak Klaim Raja Ad Interim
Dalam kesempatan yang sama, KGPH Benowo juga menyinggung soal klaim Maha Menteri Keraton Solo, KGPA Tedjowulan, sebagai Raja Ad Interim sepeninggal Pakubuwono XIII.
Klaim itu disampaikan pihak Tedjowulan berdasarkan surat keputusan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Pakai kekuatannya katanya pakai surat Menteri Dalam Negeri, lha Menteri Dalam Negeri ra urusan (tidak punya urusan), kan urusannya untuk Pemerintah Kota, untuk Pemda, masa untuk Keraton."
"(Keraton) urusannya apa sama Kementerian Dalam Negeri? Kalau Keraton itu makar, memberontak, nah baru (Kemendagri turun tangan). Kalau nggak, masa mau diadili," urai dia, masih dari TribunSolo.com.
Lebih lanjut, status KGPA Tedjowulan sebagai pendamping Pakubuwono XIII semasa hidup, ujar KGPH Benowo, kini sudah tidak berlaku lagi.
Ia juga menyebut, pada kepemimpinan Pakubuwono XIV, KGPA Tedjowulan tidak serta-merta menjadi Maha Menteri.
"Gimana ya, monggo saja. Gusti Tedjowulan itu sebenarnya sebagai pendamping Pakubuwono XIII. Kalau pendampingnya sudah meninggal bagaimana? Mau mendampingi siapa?"
"Kalau mau mendampingi ini (PB XIV) kan harus diikrarkan lagi bahwa pendampingnya adalah Panembahan Ageng Tedjowulan kan begitu," tutur dia.
Jumenengan Gusti Purbaya
Pakubuwana XIII Meninggal Dunia
| Restui KGPH Purbaya, Adik Pakubuwono XIII Singgung Dualisme: Kalau Ada yang Menyangkal ya Monggo |
|---|
| Hari H Jumenengan Gusti Purbaya Jadi PB XIV: Tak Ada Tarian Sakral Bedhaya Ketawang, 2 Pihak Absen |
|---|
| Dituding GKR Timoer Pengkhianat usai Jadi PB XIV, Hangabehi: Saya Tidak Diberi Tahu Wasiat PB XIII |
|---|
| Sarankan Kubu Gusti Purbaya Terima KGPH Hangabehi Jadi PB XIV, Pegiat Sejarah: Keraton Milik Dinasti |
|---|
| Pakai Lagu Ular Berbisa, GKR Timoer Tanggapi Tedjowulan Ngaku Dijebak Restui Hangabehi Jadi PB XIV |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.