Istimewa
KH. Imam Jazuli, Lc. MA, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Hemat penulis, pemimpin Indonesia di masa mendatang harus jauh lebih baik dari presiden Soekarno di masa lalu. Ketika Indonesia dihukum oleh FIFA karena masalah Israel, Soekarno mampu membentuk pagelaran olahraga tandingan. Jadi, pemimpin Indonesia hari ini dan hari esok harus mampu mencari solusi jika seandainya Indonesia disanki oleh FIFA.
Penulis mengucapkan apresiasi kepada kader-kader PDIP umumnya dan kepada tokoh yang menolak terang-terangan kedatangan Timnas Israel khususnya, karena kalian mengingatkan kembali nilai dan prinsip perjuangan para founding fathers. Selain itu, penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel adalah bentuk mempertahankan kedaulatan dan menolak mengemis pada FIFA.[]
*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.