Rabu, 13 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Membaca Gerakan Kaum Muda NU - BerPKB dan Dampaknya yang Signifikan 

tiga intelektual muda Jawa ini sedang berjuang merekatkan kembali Nahdliyyin dan PKB, yang semakin retak di era kepemimpinan Gus Yahya di PBNU.

Editor: Husein Sanusi
Facebook Aguk Irawan
KH Aguk Irawan atau Gus Aguk. 

Sebab, tidak mungkin akar rumput disuruh berjuang menyatukan suara NU-PKB, tetapi pangkal masalah belum tuntas. Bagaimana pun, keluarga Cak Imin dan keluarga Gus Dur sangat dekat. Perseturan garis darah yang sama tidak elok dilihat orang luar. Ini tantangan.

Lebih-lebih, Cak Imin sekarang tidak lagi bermasalah dengan kasus Kardus Durian. Ini patut diapresiasi. Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) menolak gugatan praperadilan yang diajukan oleh Organisasi Masyarakat Ani Korupsi (MAKI) terkait kasus Kardus Durian.

Putusan penolakan PN Jakses tersebut menandai akhir isu keliru mengenai status hukum Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, yang sebelumnya dituduh terlibat. 

Jika masalah hukum sudah kelar, maka tidak ada lagi alasan Yenny Wahid terus berseteru dengan keluarga Cak Imin. PKB sah dengan Ketum Cak Imin berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA), dan putusan PN Jakses juga menegaskan Cak Imin tidak bersalah.

Barangkali sudah saatnya kubu Yenny Wahid menyatukan kembali tali kekeluargaan, dan memberikan panggung kepada skill, pengetahuan, dan pengalaman Cak Imin, yang patut memimpin negeri ini. Jika para elite ini mau akur, selangkah lagi Nahdliyyin Menang.[]

*Pengasuh Pesantren Baitul Kilmah Bantul, DIY.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan