Jumat, 12 September 2025

Disabilitas Bukan Batasan: Kisah Kreatif UMKM PUKA Tembus Ekspor Lewat Digital, Shopee Jadi Asa

Inilah cerita kreatif PUKA, UMKM lokal asal Bandung yang memproduksi produk kerajinan tangan, dengan memberdayakan rekan disabilitas. Shopee jadi asa.

Tribunnews.com/Garudea Prabawati // Tangkap layar instagram @puka_id
UMKM PUKA DAN SHOPEE - Kolase foto: (kiri) produk UMKM PUKA di Shopee. (kanan) Para rekan disabilitas yang disebut crafter spesial saat sedang memproduksi produk kreatif berupa kerajinan tangan di UMKM PUKA, di Bandung, Jawa Barat. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati // Tangkap layar instagram @puka_id) 

Lewat setiap jahitan, setiap simpul benang, dan setiap warna yang dituangkan ke dalam karya, para crafter spesial di PUKA membuktikan: keterbatasan bukanlah hambatan untuk berkarya dan menginspirasi sesama manusia.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Di balik warna-warni kerajinan tangan kreatif yang ditawarkan PUKA, tersimpan kisah inspiratif tentang inklusi dan pemberdayaan.

Didirikan oleh Dessy Nur Anisa Rahma (33), PUKA bukan sekadar usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kerajinan tangan. 

Ia adalah ruang tumbuh, ruang bersenang-senang, sekaligus ruang berkarya bagi para penyandang disabilitas.

Passion become profession, kalimat itu dikatakan Dessy untuk menggambarkan titik awal lahirnya PUKA, yakni dari hobinya membuat tas berbahan karung goni dan benang wol, produk-produknya tersebut pun yang akhirnya menjadi cikal bakal PUKA.

Berawal dari usaha kecil yang diproduksi sendiri pada tahun 2015, UMKM asal Bandung, Jawa Barat ini akhirnya berkembang menjadi platform yang memberdayakan para penyandang disabilitas.

Semangat para penyandang disabilitas menjadi daya tarik tersendiri di balik deretan produk kerajinan tangan cantik milik UMKM PUKA, ada tangan-tangan istimewa yang kreatif dan penuh makna di baliknya.

Salah satunya kerajinan tangan karya Refa, seorang crafter spesial yang hidup dengan keterlambatan intelektual. 

Menurut pengamatan Tribunnews, meski memiliki keterbatasan, Refa justru dapat berkembang lewat proses kreatif UMKM PUKA, mewakili semangat inklusivitas dan pemberdayaan kelompok disabilitas di ranah ekonomi kreatif.

Refa dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang telaten dan penuh semangat. 

Ia sangat senang meronce, aktivitas makrame atau membuat seni anyaman simpul dari bahan seperti tali atau benang, hingga aksesori dekoratif lainnya. 

Kemampuannya yang berkembang lewat pembelajaran di ruang produksi PUKA membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal batas.

Esensi Makna Goresan Pelangi

UMKM PUKA DAN SHOPEE - Kolase foto para rekan disabilitas yang disebut crafter spesial saat sedang memproduksi produk kreatif berupa kerajinan tangan di UMKM PUKA, di Bandung, Jawa Barat. (ISTIMEWA / Tangkap layar instagram @puka_id)
UMKM PUKA DAN SHOPEE - Kolase foto para rekan disabilitas yang disebut crafter spesial saat sedang memproduksi produk kreatif berupa kerajinan tangan di UMKM PUKA, di Bandung, Jawa Barat. (ISTIMEWA / Tangkap layar instagram @puka_id) ((ISTIMEWA / Tangkap layar instagram @puka_id))

Semangat PUKA melaju menjadi UMKM inklusif rupanya tersirat lewat nama brand itu sendiri.

PUKA merupakan akronim dari Pulas Katumbiri, yang berarti ‘goresan pelangi’ dalam bahasa Sunda.

Baca juga: Kisah Suami-Istri yang Sukses Berkarya sebelum 30, Kembangkan Potensi Sepatu Lokal lewat Shopee

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan