Jumat, 31 Oktober 2025

PTPP Raup Proyek Rp3,16 Triliun di Filipina, Bangun Rel Layang dan Stasiun Blumentritt

NSCR merupakan jaringan kereta komuter sepanjang 147 kilometer yang disiapkan sebagai tulang punggung transportasi massal Filipina. 

Istimewa
PTPP - Proyek Malolos-Clark Railway Contract Package S-01 (CP S-01) di Filipina. PTPP menjadi kontraktor utama. 
Ringkasan Berita:
  • Masuknya PTPP ke dalam proyek ini menandai kemampuan perusahaan memenuhi standar internasional yang ketat, termasuk aspek teknis, finansial, hingga tata kelola. 
  • Proyek bernilai PHP 10,7 miliar dan 6,8 juta dolar AS menjadi bagian dari North-South Commuter Railway (NSCR).
  • NSCR merupakan jaringan kereta komuter sepanjang 147 kilometer yang disiapkan sebagai tulang punggung transportasi massal Filipina

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk atau PTPP kembali menancapkan kiprahnya di luar negeri.

Perusahaan konstruksi dan investasi di bawah Danantara Indonesia ini dipercaya sebagai kontraktor utama internasional dalam proyek Malolos-Clark Railway Contract Package S-01 (CP S-01) di Filipina.

Proyek bernilai PHP 10,7 miliar dan 6,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,16 triliun itu menjadi bagian dari North-South Commuter Railway (NSCR).

Baca juga: Deretan Bangunan Ini Dibangun PTPP dengan Konsep Green Building, Apa Saja?

NSCR merupakan jaringan kereta komuter sepanjang 147 kilometer yang disiapkan sebagai tulang punggung transportasi massal Filipina

Dalam paket CP S-01, PTPP akan membangun struktur rel layang sepanjang 1,2 kilometer serta satu stasiun empat lantai di kawasan Blumentritt, Metro Manila.

"Kepercayaan ini menunjukkan bahwa PTPP tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga dipercaya oleh pemilik proyek luar negeri. Kami membawa standar rekayasa, manajemen risiko dan konstruksi hijau khas Indonesia ke level global," tutur Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025). 

Proyek NSCR sendiri didanai oleh Asian Development Bank (ADB) dan Japan International Cooperation Agency (JICA). 

Masuknya PTPP ke dalam proyek ini menandai kemampuan perusahaan memenuhi standar internasional yang ketat, termasuk aspek teknis, finansial, hingga tata kelola. 

Keikutsertaan PTPP di proyek ini juga akan memperkuat portofolio internasional perusahaan, meningkatkan kepercayaan investor, serta membuka peluang ekspansi proyek luar negeri di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan strategi PTPP Go Global 2025-2030.

"Ini bukan sekadar proyek rel, tapi momentum kebangkitan konstruksi Indonesia di kancah global. PTPP siap memperluas jejak, meningkatkan nilai perusahaan, dan memperkuat kepercayaan investor," imbuh Joko.

Di tengah tantangan pembangunan di wilayah Metro Manila yang padat, PTPP menerapkan teknologi konstruksi dan smart engineering. 

Sejumlah metode digunakan, seperti monoline design untuk efisiensi fondasi, teknologi Giant Plumb Bob guna memastikan presisi bore pile, serta penggunaan ACC Document Routing (Autodesk Construction Cloud) agar pemeriksaan dokumen lintas tim menjadi lebih cepat.

Prinsip konstruksi hijau juga menjadi bagian dari pengerjaan proyek ini. Penerapan green infrastructure ditargetkan menurunkan emisi karbon hingga 60.000 ton per tahun, selaras dengan komitmen pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved