Harga Bitcoin Koreksi di Bawah 100 Ribu Dolar AS Usai Shutdown AS Berakhir, Apa Penyebabnya?
Pasar aset kripto kembali bergerak melemah setelah harga Bitcoin (BTC) turun ke level support di kisaran US$96.000, setelah berakhirnya shutdown AS.
Ringkasan Berita:
- BTC turun ke level support di kisaran US$96.000.
- Meski pemerintah AS telah kembali beroperasi, reaksi pasar kripto relatif datar.
- Shutdown yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pada proses pengumpulan data ekonomi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar aset kripto kembali bergerak melemah setelah harga Bitcoin (BTC) turun ke level support di kisaran US$96.000, setelah berakhirnya shutdown pemerintah Amerika Serikat selama 43 hari.
Shutdown merupakan penghentian sebagian atau seluruh operasi pemerintah federal Amerika Serikat karena Kongres gagal mengesahkan undang-undang pendanaan yang diperlukan untuk membiayai operasional pemerintah untuk tahun fiskal yang baru.
Dengan beroperasinya pemerintah secara penuh, lembaga-lembaga yang memegang peran penting dalam ekosistem kripto, termasuk Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC), dapat melanjutkan agenda regulasinya.
Kondisi pasca shutdown kali ini berbeda.
Meski pemerintah AS telah kembali beroperasi, reaksi pasar kripto relatif datar, bahkan Bitcoin masih berada di bawah tekanan.
Di lain sisi, shutdown yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pada proses pengumpulan data ekonomi penting, termasuk Consumer Price Index (CPI) dan laporan pekerjaan (nonfarm payrolls) untuk bulan Oktober 2025 yang seharusnya dirilis pada bulan November 2025.
Terkait sentimen inflasi, data terakhir menunjukkan adanya tekanan harga yang masih membayangi.
Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3 persen pada September 2025—tertinggi sejak Januari—dari 2,9% pada Agustus, meskipun angka ini sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 3,1%.
Data CPI terakhir ini masih menjadi acuan utama bagi The Fed karena perilisan data terbaru yang tertunda akibat shutdown.
Adapun dengan kembalinya regulator utama seperti SEC dan CFTC bekerja penuh, perhatian pasar mulai bergeser dari urusan politik ke arah kejelasan regulasi kripto yang lebih terarah, seperti proses persetujuan ETF Kripto dan lanjutan pembahasan regulasi stablecoin.
Kondisi ini bisa menjadi pondasi penting bagi perkembangan industri kripto dalam jangka panjang, meskipun tekanan inflasi masih perlu dicermati.
Vice President Indodax, Antony Kusuma, menyampaikan, fluktuasi harga saat ini harus dilihat sebagai konsolidasi pasar menuju fase pematangan.
Selebihnya, ketidakpastian kebijakan suku bunga masih menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan harga Bitcoin.
“Kebijakan suku bunga The Fed memiliki imbas terhadap pergerakan harga Bitcoin. Selain itu, selama arah kebijakan masih belum pasti, volatilitas pasar akan tetap tinggi karena investor cenderung menunggu kejelasan sebelum kembali masuk,” ujar Antony dikutip Jumat (14/11/2025).
Ia menambahkan, sinyal pemangkasan suku bunga di bulan Desember nantinya bisa menjadi titik balik penting, sebab perubahan arah kebijakan moneter berpotensi membuka ruang pemulihan harga di pasar kripto global.
Selain itu, di tengah tekanan jangka pendek ini, Antony menegaskan, pergerakan harga yang terjadi saat ini merupakan bagian dari dinamika pasar aset digital di era ketidakpastian global.
“Penurunan harga Bitcoin di bawah US$100.000 dipengaruhi oleh beberapa faktor makro yang bersifat eksternal. Dengan berakhirnya shutdown dan operasional regulator kembali berjalan, pasar memiliki ruang untuk menata ulang arah dalam beberapa minggu ke depan,” jelas Antony.
Ia pun menyebut volatilitas saat ini tidak perlu disikapi dengan kepanikan.
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok Imbas Ancaman Tarif Baru Amerika ke China
“Seluruh investor bisa tetap tenang dan fokus pada prinsip manajemen risiko. Koreksi semacam ini adalah bagian dari mekanisme pasar, dan setiap investor perlu meninjau kembali strategi investasi jangka panjang sesuai profil risiko masing-masing,” tambahnya.
| Government Shutdown AS Berakhir, Trump: Pemerintah Kembali Normal dan Fokus Turunkan Biaya Hidup |
|
|---|
| Efek Shutdown Masih Membekas, Maskapai AS Bergulat Pulihkan Operasi Setelah Krisis 43 Hari |
|
|---|
| Momen Donald Trump Semprotkan Parfum ke Presiden Suriah, Sambil Tanya: 'Punya Istri Berapa?' |
|
|---|
| Dalih Awasi Gencatan Senjata, AS Siapkan Pangkalan Militer Senilai Rp8 Triliun di Dekat Gaza |
|
|---|
| Pemerintah Klaim Produk Charoen Pokphand yang Disebut Terkontaminasi Radiasi CS-137 Aman Dikonsumsi |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.